ARTIS senior Venna Melinda melaporkan sang suami, Ferry Irawan atas dugaan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Laporan itu dilayangkan Venna Melinda ke Polda Jawa Timur. Venna diduga mengalami KDRT saat dirinya dan sang suami sedang berada di sebuah hotel di Kediri.
Menilik dari unggahan sang anak, Athalla Naufal, saat ini Venna Melinda harus mendapat perawatan medis dari rumah sakit. Athalla pun menemani sang ibu dan terus memberikan dukungan.

Athalla mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan sang ibu sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Aktor 23 tahun itu seolah tak ingin jauh-jauh dari ibunya. Ia terus menggenggam tangan Venna dan mencium keningnya. Perlakuan Athalla seolah mengisyaratkan bahwa dirinya akan selalu berada di samping sang ibu.
"Selalu ada disini untukmu, ma,"tulis Athalla dikutip keterangan foto yang diunggahnya, Selasa (10/1/2023).
Athalla juga mengunggah ulang sebuah video yang pernah diunggah ibunya. Video yang berisi kumpulan foto dirinya dang sang kakak, Verrell Bramasta itu diunggah sebagai ungkapan kasih sayang Venna Melinda terhadap kedua putranya.
Lalu bagaimana sih ciri-ciri calon suami berpotensi lakukan KDRT yang harus dihindari?
KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga bisa dicegah dengan mengenali karakter calon pasangan. Pada beberapa kondisi, pelaku KDRT bisa terlihat dari kebiasaan atau sifatnya dalam keseharian.
Menjadi kendala sekarang adalah bahwa kebanyakan pelaku KDRT itu dinilai sangat 'alim' di lingkungan sosial. Hal ini terbukti dari satu studi yang menunjukkan bahwa 90 persen pelaku KDRT itu tidak memiliki catatan kriminal dan pelaku umumnya taat hukum di luar rumah.
Makanya, tidak sedikit peristiwa KDRT dianggap mustahil karena pelaku di kesehariannya menunjukkan karakter yang baik dan sopan. Padahal, saat kembali ke rumah dia bisa dengan kejam menyiksa pasangan.
BACA JUGA:Venna Melinda Diduga Alami KDRT, Apa Dampaknya?
Menurut laporan National Coalition Against Domestic Violence (NCADV), tidak ada satu pun kepribadian khas pelaku KDRT yang dapat terdeteksi. Tapi, mereka itu sering menampilkan karakteristik umum seperti:
1. Pelaku KDRT sering menyangkal keberadaan atau meminimalkan keseriusan kekerasan dan pengaruhnya terhadap korban dan anggota keluarga lainnya.
2. Pelaku KDRT membuat korban menjadi objek dan sering melihat pasangannya sendiri sebagai properti.
3. Pelaku KDRT biasanya punya harga diri rendan dan merasa tidak berdaya di dunia. Dia mungkin tampak sukses, tapi secara internal mereka tidak merasa berdaya.
4. Pelaku KDRT punya seribu alasan membenarkan tindakan kekerasan mereka, misalnya menyalahkan stres di tempat kerja atau perilaku pasangan mereka sendiri.
5. Pelaku KDRT bisa bersikap menyenangkan dan menawan di depan orang lain di luar rumah dan terkesan sebagai pribadi yang baik. Padahal, bisa saja dia baru melakukan kekerasan ke pasangan.