MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan transformasi kesehatan. Ia meminta agar seluruh pihak berkolaborasi, guna menunjang visi ini.
Menurutnya, kolaborasi diperlukan untuk memperkuat komitmen dan menyatakan pandangan. Guna mempercepat implementasi transformasi, yang ditargetkan rampung di tahun 2024 mendatang.

“Transformasi sistem kesehatan menjadi prioritas Kementerian Kesehatan dalam dua tahun ini. Kami sangat membutuhkan partisipasi dari seluruh komponen bangsa baik itu pemerintah, swasta maupun organisasi untuk bisa membantu melancarkan keenam pilar transformasi kesehatan,” ungkap Menkes Budi dalam Sehat Negeriku laman Kementerian Kesehatan dikutip, Selasa (20/12/2022)
Dalam mewujudkan transformasi kesehatan ini, Budi mengatakan ada enam program yang merupakan pilar dari Kemenkes. Pilar pertama adalah transformasi layanan primer, melakukan revitalisasi terhadap 300 ribu posyandu.
Lebih lanjut, transformasi layanan rujukan. Transformasi ini upaya pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan, layanan spesialistik bagi penyakit penyebab kematian dan pembiayaan tertinggi di Indonesia yakni jantung, stroke, kanker, dan ginjal masih sangat terbatas.
Pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan nasional. Dengan akan membangun sistem tenaga kesehatan cadangan dengan melibatkan Pramuka, Poltekkes dan fakultas kedokteran.
BACA JUGA:Apa Saja yang Harus Dipersiapkan Jika Ingin Program Bayi Tabung?
Kemudian, keempat yaitu transformasi sistem pembiayaan. Lalu pilar kelima transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan. Pada transformasi ini, Kemenkes akan fokus menambah jumlah dokter, dokter spesialis-subspesialis dan dokter gigi
Terakhir, transformasi teknologi kesehatan. Kemenkes telah menyiapkan satu platform kesehatan yang digunakan untuk merekam catatan medis pasien secara digital. Rekam medis ini formatnya sama baik di apotik, lab maupun rumah sakit
“Keenam pilar tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, produktif, dan berkeadilan, sekaligus sebagai bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan di masa yang akan datang,” jelas Budi
(Dyah Ratna Meta Novia)