SEJAK awal pandemi Covid-19 hingga saat ini, berbagai mutasi varian virus sudah banyak terjadi. Mulai dari Delta, Alpha, Omicron beserta subvarian turunannya seperti XBB hingga BN.1 yang saat ini sudah mulai penyebarannya di berbagai negara.
Secara bertahap gejala khas seperti kehilangan indera penciuman dan rasa, demam, nyeri tubuh muncul sebagai gejala teratas infeksi yang disebabkan oleh virus penyebab infeksi Covid-19.
Kini, setelah berlangsung selama kurang lebih tiga tahun dan sering berubah, baru-baru ini ZOE Healthy Study mengamati teliti apa-apa saja gejala Covid-19 yang menetap alias terus banyak dialami, menetap tak tergoyahkan menjadi gejala infeksi Covid-19 dari awal hingga saat ini.
“ Namun seiring waktu, kami telah melihat bahwa ini (gejala) sering berubah. Jadi, kami sekarang melaporkan 10 gejala teratas, yang tetap lebih stabil," lapor penelitian tersebut.
Mengutip Times of India, Kamis (15/12/2022) lima gejala teratas Covid-19 yang tetap stabil dialami, ialah sakit tenggorokan, pilek atau flu, hidung tersumbat, bersin, dan batuk tanpa dahak.
Sementara gejala lainnya seperti kehilangan penciuman, sesak napas, dan demam disebut sebagai beberapa gejala Covid-19 yang kurang umum atau kurang populer, jarang terlihat pada kasus akhir-akhir ini.
"Anosmia dulunya merupakan indikator utama Covid-19, tetapi hanya sekitar 16 persen persen orang positif Covid-19 yang sekarang mengalaminya,” bunyi laporan ZOE Healthy Study tersebut.
BACA JUGA:Cegah Stunting pada Anak, Kemenkes Minta Ibu Hamil Baca Buku KIA
BACA JUGA:3.825 Puskesmas Indonesia Tak Punya Dokter Gigi, Menkes: Lulusan FKG Jangan Cuma ke Kota Besar!
(Rizky Pradita Ananda)