KELUARGA Presiden Jokowi menggelar prosesi adat Siraman di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat (9/12) pagi.
Tradisi masyarakat Jawa ini dibuka dengan pemasangan bleketepe (daun kelapa yang dianyam) oleh Presiden Jokowi didampingi Iriana Jokowi, Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu di depan rumah Presiden sekitar pukul 08.00 WIB.
Mengenakan busana Jawi Jangkep berwarna merah muda, Jokowi naik sebuah tangga pendek untuk memasang bleketepe.

Tampak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Idong Setyo Husodo juga mengikuti acara tersebut.
Selesai memasang bleketepe, Ibu Iriana kemudian membuka penutup (buka brongsong) dua buah tundun pisang yang terpasang di sisi kanan dan kiri depan rumahnya (tuwuhan).
Seluruh anggota keluarga Presiden Jokowi termasuk Girban Rakabuming Raka dan para tamu yang hadir kemudian masuk ke dalam rumah untuk melakukan prosesi siraman.
Sebanyak 7 sumber mata air dari Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, Masjid Agung Surakarta, Umbul Pengging, Istana Merdeka, Istana Bogor dan Kediaman Solo telah disiapkan.
Saat di dalam kediaman Jokowi dilakukan prosesi Sungkeman, Penerimaan dan Pencampuran Air baru dilanjutkan dengan prosesi Siraman Calon Pengantin Putra.
Makna prosesi bleketepe
Bagi masyarakat awam pastinya bertanya-tanya tentang Bleketepe itu. Bleketepe sendiri merupakan anyaman yang terbuat dari daun pohon kelapa yang masih hijau. Bisanya Bleketepe memiliki ukuran 50 cm x 200 cm.
Bleketepe nantinya akan dipasang di janur kuning yang mengelilingi area pernikahan, di mana hal ini adalah bentuk perwujudan suatu tempat penyucian di kahyangan para dewa yang dinamakan Bale Ketapi.
Lantas sebenarnya, apa sih makna dan filosofi dari Bleketepe? Berikut ulasannya seperti dirangkum dari berbagai sumber.
1. Sebagai ritual menyucikan diri
Bleketepe ini sebagai simbol penyucian diri. Ketika Bleketepe dipasang, tamu yang datang ke tempat pernikahan diahraokan dalam keadaan bersih secara lahir dan batin. Selain itu juga agar tamu yang dayang bisa memancarkan sinar harapan kepada pengantin dan keluarga.
2. Penyucian lokasi
Selain itu, Bleketepe kiha dapat membantu menyucikan lokasi area pernikahan. Pastinya hal itu dilakukan agar acara pernikahan bisa berjalan lancar hingga acara selesai.
3. Menolak bala
Ritual Bleketepe yang biasa dilakukan oleh orang Jawa juga diharapkan agar acara pernikahan berjalan lancar dan terbebas dari hal-hal buruk.
Tak hanya itu, Bleketepe juga diyakini dapat menghindarkan calon pengantin dan keluarga dari segala marabahaya dan niatan jahat, baik yang kelihatan maupun tidak.
4. Menjadi sebuah harapan
Biasanya di sekitar Bleketepe dipasang hiasan seperti pisang raja, janur, daun alang-alang, dan daun opo-opo. Hiasan ini ternyata memiliki makna mendalam lho.
Misalnya saja pisang raja yang memiliki makna pengantin dapat diberikan kemuliaan seperti raja, janur kuning memiliki melambangkan cita-cita yang tinggi, alang-alang sebagai simbol rintangan dan daun opo-opo bermakna harapan agar tidak terjadi hal buruk selama prosesi pernikahan.
(Helmi Ade Saputra)