Komunitas Aleut menceritakan bahwa dahulu Bandung mendapatkan julukan kota kuburan.
Seperti Kawasan Banceuy dulunya merupakan tempat pemakaman warga Tionghoa, Eropa dan Belanda namun dipindahkan ke Kebon Jahe yang sekarang menjadi Ngarai Pajajaran untuk tempat pemakaman warga Eropa dan Belanda, untuk warga Tionghoa dipindahkan ke Babakan Ciamis kemudian pindah lagi ke Cikadut.
Sedangkan untuk warga pribumi dahulu mereka menguburkan jenazah di pekarangan rumah. Hingga akhirnya pemerintah Hindia-Belanda melarang dan menjadikan Sirnaraga dan Astana Anyar sebagai pemakaman umum untuk warga pribumi.
Jika dibayangkan sangat semrawut penempatan kuburan pada jaman dulu. Bahkan komunitas aleut menemukan batu nisan makam orang Belanda yang sekarang dijadikan tempat mencuci.
(Salman Mardira)