12 Efek Samping Kemoterapi akan dibahas dalam ulasan ini. Mengingat, biasanya efek kemoterapi selama ini yang familiar dikenal hanyalah rambut rontok dan berat badan yang menyusut dengan drastis.
Padahal, selain itu kemoterapi yang merupakan metode pengobatan penyakit menggunakan obat-obatan yang paling sering digunakan untuk mengobati kanker juga menimbulkan sederet efek lainnya.
Diketahui, karena kemoterapi bisa juga berpeluang merusak sel-sel sehat dalam tubuh, sehingga akhirnya inilah yang bisa memicu timbulnya ragam efek samping. Berikut 12 efek samping kemoterapi, sebagaimana dihimpun dari National Health Service, Selasa (23/8/2022).
1. Kelelahan: Kelelahan (fatigue) adalah salah satu efek samping kemoterapi yang paling umum. Banyak orang yang menjalani perawatan sering merasa lelah atau mudah lelah melakukan tugas sehari-hari.
2. Mual dan muntah: Banyak orang yang menjalani kemoterapi akan mengalami periode di mana mereka merasa sakit (mual) atau sakit (muntah). Dokter biasanya akan memberi pasien obat anti-sakit (antiemetik) untuk mengurangi atau mencegah hal ini.
3. Rambut rontok: Jadi efek samping yang umumdari kemoterapi, meskipun tidak terjadi pada semua orang. Kerontokan rambut paling sering terjadi di kepala, tetapi bisa juga di bagian tubuh lainnya, termasuk lengan, kaki, dan wajah. Kerontokan rambut hampir selalu bersifat sementara. Rambut pasien akan kembali tumbuh segera setelah perawatan selesai. Namun terkadang rambut yang tumbuh kembali ini memiliki warna yang sedikit berbeda atau mungkin lebih keriting atau lebih lurus dari sebelumnya.
(12 Efek Samping Kemoterapi, Foto: Freepik)
4. Infeksi: Tahukah Anda, kalau kemoterapi bisa mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Ini membuat pasien lebih mungkin terkena infeksi yang bisa membuatnya menjadi sakit parah. Sebaiknya lakukan tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari infeksi dengan mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama setelah pergi ke toilet, sebelum menyiapkan makanan dan makan, dan setelah menyentuh hewan peliharaan, menghindari kontak dekat dengan orang yang memiliki infeksi, seperti cacar air dan flu.
5. Anemia: Kemoterapi menurunkan jumlah sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika jumlah sel darah merah turun terlalu rendah, pasien pun akan mengalami anemia. Gejala anemia meliputi kelelahan dan kekurangan energi, sesak napas, jantung berdebar-debar, dan kulit pucat. Jika mengalami gejala ini, pasien harus segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.
6. Memar dan berdarah: Kemoterapi juga bisa mengurangi jumlah sel yang disebut trombosit dalam darah. Ini membantu menghentikan pendarahan parah saat pasien terluka. Jika pasien punya jumlah trombosit yang rendah, orang ini kemungkinan pmemiliki kulit yang mudah memar, mimisan parah, hingga gusi berdarah. Beritahu tim medis jika pasien mengalami masalah ini agar mendapat perawatan yang tepat.
(12 Efek Samping Kemoterapi, Foto: Freepik)
7. Sakit mulut: Terkadang kemoterapi bisa membuat lapisan mulut terasa sakit dan iritasi. Ini dikenal sebagai mukositis. Gejala cenderung berkembang beberapa hari setelah pengobatan dimulai dan meliputi bagian dalam mulut terasa perih, seperti terbakar karena makan makanan yang sangat panas, sariawan yang dapat terinfeksi, ketidaknyamanan saat makan, minum dan/atau berbicara, mulut kering, berkurangnya rasa, hingga bau mulut.
8. Perubahan kulit dan kuku: Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan perubahan sementara pada kulit. Perubahan ini juga bisa membuat kulit menjadi lebih kering, sedikit berubah warna (ini mungkin tidak merata), lebih sensitif terhadap sinar matahari, merah dan sakit, hingga gatal. Kemoterapi juga dapat membuat kuku menjadi rapuh atau terkelupas, hingga garis-garis putih dapat terbentuk di atasnya. Ini akan kembali normal setelah perawatan kemoterapi selesai.
9. Masalah memori dan konsentrasi: Beberapa orang memiliki masalah dengan memori jangka pendek, konsentrasi dan rentang perhatian mereka selama kemoterapi. Tidak jelas mengapa ini terjadi, tetapi gejalanya biasanya membaik setelah perawatan selesai. Melakukan beberapa latihan mental, makan dengan baik, dan cukup istirahat bisa membantu pemulihan dengan segera.
10. Masalah tidur: Beberapa orang yang menjalani kemoterapi mengalami kesulitan tidur, atau terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur.
11. Masalah seks dan kesuburan: Banyak orang yang kehilangan minat pada seks selama kemoterapi. Penurunan gairah ini disebutkan biasanya memang hanya bersifat sementara, dan dorongan seks itu akan berangsur-angsur kembali setelah perawatan selesai. Beberapa obat kemoterapi juga dapat mengurangi kesuburan pada pria dan wanita. Ini sering bersifat sementara, tetapi bisa permanen dalam beberapa kasus. Oleh karenanya, sebelum memulai perawatan, tanyakan kepada tim perawatan terlebih dahulu apakah kesuburan akan ikut terpengaruh. Jika pasien berisiko mengalami infertilitas, dokter akan mendiskusikan pengobatan ini kepada pasien.
(12 Efek Samping Kemoterapi, Foto: Freepik)
12. Diare dan sembelit: Pasien bisa saja mengalami diare atau sembelit beberapa hari setelah memulai kemoterapi. Jika iya, biasanya tim medis merekomendasikan obat-obatan yang sesuai dan melakukan perubahan pola makan yang dapat membantu mengurangi masalah pencernaan ini.
(Rizky Pradita Ananda)