ADA beberapa jenis cacar yang dikenal masyarakat, yaitu cacar api dan cacar air. Cacar sendiri, merupakan salah satu gangguan pada kulit yang menular lewat infeksi virus varicella.
Ciri khas cacar adalah adanya bentol berisi cairan yang berjumlah banyak. Umumnya, muncul ruam yang terasa sakit, geli, dan gatal. Gejala tersebut dapat timbul sebelum ruam berhari-hari hingga berminggu-minggu.
Dalam beberapa waktu, bentol akan pecah dan kering. Terkadang, cacar dapat menimbulkan bekas pada kulit. Simak perbedaan cacar air dan cacar api seperti dilansir dari KlikDokter.
Penyebab Cacar Air dan Cacar Api
Tidak ada beda cacar air dan cacar api dalam hal penyebab. Baik cacar air ataupun cacar api disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella zoster.
Ketika virus varicella zoster menginfeksi Anda untuk pertama kali, timbullah cacar air. Setelah sembuh, sayangnya virus tidak hilang sepenuhnya dari tubuh (dormant), ia hanya menjadi tidak aktif.
Virus varicella zoster dapat tereaktivasi (muncul kembali) jika kembali aktif dan menginfeksi. Nah, kondisi ini menyebabkan penyakit cacar api atau herpes zoster.
Beda Gejala Cacar Api dan Cacar Air
Bedanya cacar air dan cacar api yang paling menonjol adalah letak lesi atau ruam. Pada cacar air, lesi kulit dapat timbul pada seluruh tubuh, dimulai dari area dada, punggung, wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Sedangkan, pada cacar api, lesi kulit biasanya timbul secara dermatom atau pada satu area di tubuh saja. Misalnya, muncul pada dada sebelah kiri atau tangan kiri.
Hal tersebut disebabkan virus yang menginfeksi masuk ke saraf, sehingga menimbulkan keluhan pada area saraf tersebut saja. Selain itu, keluhan lesi pada cacar air lebih dominan gatal jika dibandingkan cacar api yang lebih dominan nyerinya.
Gejala herpes zoster lainnya adalah rasa panas seperti sensasi terbakar. Sensasi tersebut sering disertai dengan gejala herpes zoster lainnya seperti sakit kepala, sensitif terhadap cahaya, dan demam.
Cacar air juga dapat menimbulkan demam, nyeri otot, lemas, penurunan nafsu makan, dan sakit kepala.
Penularannya Juga Berbeda?
Virus cacar menular dengan cepat melalui udara saat penderita batuk maupun bersin, serta kontak langsung dari cairan lendir, ludah, maupun dari lepuhan pada kulit. Jadi, tidak ada perbedaan cacar api dan cacar air dari segi penularan.
Golongan yang lebih mudah mengalami reaktivasi virus varisela zoster adalah orang dengan daya tahan tubuh lemah, misalnya:
- Penderita kanker dan menjalani kemoterapi
- Pengguna obat-obatan kortikosteroid dosis tinggi
- Penderita HIV/AIDS
- Orang dengan imunitas menurun, misalnya saat lelah atau sakit
- Lansia
Manakah yang Lebih Berbahaya?
Cacar air umumnya dapat sembuh sendiri. Meski secara umum penyakit ini tidak berbahaya, cacar air tetap memiliki komplikasi. Beberapa komplikasi cacar air yang perlu diwaspadai adalah:
- Sepsis
- Dehidrasi
- Pneumonia
- Ensefalitis
- Toxic shock syndrome
- Kematian
- Ibu hamil yang sedang terinfeksi cacar air dapat meningkatkan risiko komplikasi berupa pneumonia.
Efeknya pada janin, cacar air dapat menyebabkan komplikasi congenital varicella syndrome. Kondisi ini ditandai dengan berat badan lahir rendah, luka pada kulit, gangguan otak, mata, dan anggota gerak, serta masalah pencernaan.
Begitu pun herpes zoster, umumnya juga tidak mengancam nyawa. Komplikasi yang mungkin muncul mirip cacar air, yaitu pneumonia dan peradangan otak.
Jika saraf mata yang terkena, maka cacar bisa menyebabkan kebutaan. Pada ibu hamil, cacar dapat meningkatkan potensi cacat lahir pada bayi.
(Martin Bagya Kertiyasa)