KALAU Anda menemukan ruam pada tubuh Anda, apa saja yang harus Anda periksa dan perhatikan? Coba periksa, apakah itu penyakit cacar monyet?
Hal pertama yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri adalah, apakah saya bisa terpapar?
Nah, untuk terkena cacar monyet sejatinya dibutuhkan kontak dekat dan lama. Bahkan seringkali penularan kontak dekat dari kulit ke kulit dengan orang yang terinfeksi.
Hanya sangat sedikit orang di dunia yang saat ini menderita penyakit ini, yang berarti tidak ada banyak kesempatan untuk tertular.
Bahkan di daerah-daerah terpencil di beberapa negara Afrika tempat kadang-kadang penyakit ini dapat beredar, anak-anak jarang tertular.
Jika Anda memang sakit cacar monyet, hal pertama yang akan Anda sadari ialah gejala seperti flu, merasa lelah, tidak enak badan, dan demam.
Itulah yang oleh dokter disebut "periode invasi" penyakit, ketika virus memasuki sel-sel Anda.
Kelenjar Anda akan terasa bengkak karena sistem kekebalan tubuh Anda meningkat untuk melawan infeksi.
Selanjutnya muncul ruam, yang melalui fase "erupsi kulit" yang berbeda-beda. Awalnya berbentuk datar dan merah, tetapi kemudian menjadi bentol dan melepuh, sebelum menjadi keropeng.
Seperti dilansir dari BBC, ruam cacar monyet berubah dan melalui berbagai tahapan, dan dapat terlihat seperti cacar air atau sifilis, sebelum akhirnya membentuk keropeng yang kemudian lepas dari kulit.
BACA JUGA:Ini Alasan Sekarang Makin Banyak Penyakit Baru, Termasuk Cacar Monyet
Dr Rosamund Lewis dari Program Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia menjelaskan, "Cacar monyet dimulai dengan hal yang disebut makula. Hanya area kulit yang berwarna merah. Kemudian itu berkembang menjadi tonjolan yang disebut papula."
Benjolan-benjolan merah itu kemudian mulai melepuh, dan diisi dengan cairan berwarna keputihan yang terlihat seperti nanah, disebut pustula.