Soal temuan virus dalam jantung babi, ini disampaikan para dokter di Universitas Maryland yang melakukan investigasi terhadap kematian Bennett setelah beberapa bulan menjalani transplantasi jantung babi.
"Ditemukan DNA virus pada jantung babi. Patogen tersebut diketahui porcine cytomegalovirus. Tapi, virus tersebut sejatinya tidak menyebabkan infeksi secara aktif," terang dr Bartley Griffith, seorang ahli bedah yang melakukan operasi transplantasi jantung babi ke manusia.
"Virus diduga bersifat laten yang artinya virus tersebut tidak aktif tetapi tinggal menunggu waktu untuk aktif menginfeksi jika tubuh manusia dalam kondisi lemah," tambahnya.
Lebih lanjut, Dokter Muhammad Mohiuddin, direktur ilmiah program xenotransplantasi Universitas Maryland menegaskan bahwa penyelidikan terus berlanjut untuk memastikan bahwa virus yang ditemukan di jantung babi tidak dilewatkan begitu saja. Artinya, virus akan diamati lebih lanjut.
Sebelumnya, peneliti dan dokter cukup yakin bahwa babi yang dijadikan donor jantung sehat dan aman. Babi diketahui sudah dinyatakan lulus pengujian yang dipersyaratkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Jantung babi dimodifikasi secara genetik dan dinyatakan layak untuk ditransplantasi.