Kepala Desa Cepogo, Mawardi mengungkapkan, Tumang sudah lama dikenal sebagai penghasil kerajinan berbahan dasar tembaga dan kuningan yang bervariasi dan tahan lama.
Sejak pandemi Covid-19, para perajin mengalami penurunan pesanan. Namun kini, menjelang Ramadan sudah ada peningkatan pesanan sekitar 50 persen.
"Permintaan pasar pada awal 2022 sudah mulai bagus ada kenaikan sekitar 50 persen dari pada saat awal-awal pandemi. Jadi sekarang untuk orderan sudah ada, geliat masyarakat sudah mulai jalan," katanya.
Menurut dia, dari 2.000 perajin tembaga di Tumang, terdapat 200 orang yang mampu membuka showroom dan menghidupi serta memutar roda perekonomian.
Kerajinan tembaga Tumang di Dusun Tumang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Artinya, perlu upaya perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan seni kriya logam Tumang," katanya.
(Kurniawati Hasjanah)