BERNIAT untuk menjalani program kehamilan di 2022 ini? Anda perlu tahu sederet syarat yang harus diperhatikan sebelumnya.
Menjalani program kehamilan tentu tidak sembarangan. Anda perlu banyak-banyak bertanya ke dokter dan tahu kondisi fisik Anda agar bersiap untuk hamil.
Spesialis Kandungan dr. Jusuf Sidharta, Sp.OG dari Klinik Fertilitas Indonesia OMDC Healthcare menuturkan, sebelum memulai program kehamilan, pasangan perlu melakukan cek kondisi fisik dari mulai kesehatan umum hingga cek kesehatan reproduksi.
"Suami istri harus melakukan pemeriksaan yaitu berupa anamnesis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium darah, hormonal, urine, tes sperma dan beberapa pemeriksaan khusus seperti USG Transvaginal, laparoscopy, histerescopy dan lain-lain” ujar dr. Jusuf dalam keterangannya.
Sejauh ini, banyak pasangan yang menjalani program kehamilan inseminasi buatan atau Intrauterine Insemination (IUI) dengan. Dokter Jusuf menjelaskan, metode ini mendekatkan sperma (yang sudah melalui proses washing sperm) dengan sel telur secara natural di dalam rahim.
Inseminasi dilakukan demi meningkatkan jumlah sperma yang berhasil sampai di tuba falopi. Dengan begitu, metode ini diharapkan mampu meningkatkan kesempatan sel telur untuk dibuahi sperma.
Lantas siapa saja pasien yang boleh menjalani inseminasi buatan? Dokter Jusuf berujar, indikasi pasien yang mengikuti program kehamilan dengan cara inseminasi yaitu pasien dengan kondisi seperti Ovulatory dysfunction, faktor sperma (min 10jt motilitas >25%), dan atau unexplained infertility.
"Sementara syarat mengikuti program inseminasi atau IUI bagi pasangan suami dan istri adalah jumlah sperma ≥ 10jt, motilitas a+b >20%, pada wanita tuba uterine patent, usia < 40 tahun," tuturnya.
Banyak curhatan pasangan yang sulit mendapat anak hingga berhasil menjalani program kehamilan ini. Seperti drg. Oktri Manessa yang juga Founder OMDC Group.
“Pengalaman 6 tahun menanti buah hati, saya sangat memahami segala perjuangan para pasangan yang kesulitan untuk memiliki keturunan," ujarnya.