Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sejarah Festival Dongzhi, Tradisi Makan Wedang Ronde bagi Masyarakat China

Leonardus Selwyn Kangsaputra , Jurnalis-Selasa, 21 Desember 2021 |13:47 WIB
Sejarah Festival Dongzhi, Tradisi Makan Wedang Ronde bagi Masyarakat China
Tradisi makan wedang ronde bagi masyarakat Tionghoa (Foto: Taiwannews)
A
A
A

DALAM penanggalan Barat, Winter Solstice atau lebih dikenal dengan Festival Dongzhi (Festival Ronde) jatuh pada 21 Desember atau 22 Desember setiap tahunnya. Perayaan ini dilakukan ketika malam terpanjang dan siang terpendek terjadi di belahan bumi utara.

Festival Dongzhi adalah hari libur tradisional yang masih dirayakan oleh beberapa orang yang memiliki sejarah panjang dan adat tertentu. Secara harfiah Festival Dongzhi ini adalah upacara untuk menyambut kedatangan musim dingin.

Merangkum dari China Highlights, Selasa (21/12/2021), Festival Dongzhi dirayakan menurut berbagai macam kepercayaan dan tradisi. Diantaranya adalah:

1. Tradisi regional

Wedang Ronde

Di era kekaisaran masa lalu, Festival Dongzhi ini sangat penting. Tetapi sekarang tradisi ini tetap menjadi festival yang relatif penting hanya di daerah Taiwan.

Pada beberapa daerah di China, sejumlah keluarga masih berkumpul untuk menyantap makanan khusus, mengunjungi makam leluhur, dan menyembah leluhur mereka.

2. Tradisi masyarakat China Utara

Pangsit

Masyarakat yang tinggal di China Utara memiliki cuaca yang sangat dingin. Masyarakat kerap kekurangan pakaian hangat dan pemanas yang memadai, sehingga mereka akan mengonsumsi makanan panas dan minum cairan panas agar tetap hangat.

Orang-orang percaya bahwa ketika hari-hari pendek, energi Yang tidak mencukupi, dan mereka mencoba makan makanan Yang (energi) tinggi menurut prinsip-prinsip masakan pengobatan Tiongkok.

Secara historis pada hari Dongzhi, masyarakat memiliki tradisi pergi ke makam keluarga untuk mempersembahkan makanan dan minuman kepada arwah leluhur mereka, membersihkan makam, dan merawat serta memeliharanya.

Setelah melakukan kegiatan tersebut, mereka kemudian akan berkumpul di malam hari. Setelah itu mereka akan mengikuti tradisi dengan makan pangsit bersama dan mengonsumsi minuman panas. Beberapa orang Cina utara masih mengikuti tradisi ini.

Masyarakat akan mengonsumsi pangsit berlemak atau lebih dikenal sebagai Jiaozi. Pangsit ini mengandung daging dan bumbu penghangat Yang (energi) tinggi seperti jahe dan bawang putih. Makanan ini dipercaya dapat membantu mencegah penyakit dan penyakit dan tetap hangat.

Kebiasaan ini juga membantu masyarakat China Utara beradaptasi dengan awal musim dingin. Tradisi ini juga mampu meningkatkan suasana hati masyarakat selama hari-hari tergelap sepanjang tahun.

Makan pangsit panas dengan teman atau keluarga dan mengonsumsi makanan dengan bumbu dan banyak rempah-rempah masih menjadi kebiasaan masyarakat di China Utara pada Festival Dongzhi.

2.Tradisi masyarakat China Selatan

Beberapa masyarakat di China selatan dan beberapa komunitas orang China di Asia Tenggara berkumpul untuk membuat dan mengonsumsi makanan tangyuan. Tangyuan sendiri melambangkan persatuan dan kemakmuran keluarga.

Tangyuan (wedang ronde) adalah bola nasi yang dimasak secara khusus yang mungkin berisi pasta kacang atau daging dengan bumbu yang manis. Ini biasanya berwarna merah muda atau putih. Tangyuan sering disajikan dalam mangkuk dengan sup manis atau kaldu.

Dengan mengonsumsi tangyuan masyarakat juga dapat minum anggur beras ringan yang mengandung minyak cassia. Cassia adalah ramuan yang merupakan salah satu dari 10 herbal dan rempah-rempah favorit di China.

3. Tradisi masyarakat Taiwan

Bagi banyak masyarakat Taiwan dan keturunan Taiwan di negara lain, festival ini juga tetap penting. Keluarga akan pergi ke makam leluhur dan makan tangyuan. Mereka juga akan mempersembahkan tangyuan kepada para roh di makam.

Masyarakat juga memiliki kebiasaan mempersembahkan kue sembilan lapis kepada leluhur mereka. Kue tersebut terbuat dari tepung beras dan berbentuk seperti hewan seperti ayam, bebek, kura-kura, babi, sapi, dan domba.

Menurut konsep medis tradisional Tiongkok, musim dingin adalah waktu dalam setahun yang penting bagi manusia untuk beristirahat, bersantai, dan menyehatkan tubuh dengan makanan berlemak yang tinggi.

Orang China mengikuti perilaku hewan yang berhibernasi selama musim dingin untuk meremajakan dan melestarikan tubuh mereka. Sehingga mereka juga beristirahat pada hari itu.

Masyarakat juga kerap mengonsumsi makanan yang mengandung jahe, dan menikmati ginseng serta herbal tinggi yang serupa agar dapat memulihkan dan mengendurkan saraf serta mengurangi stres.

Wedang Ronde

Sejarah Festival Dongzhi

Festival kedatangan musim dingin diadakan pada awal periode Musim Semi dan Musim Gugur. Selama masa pemerintahan Dinasti Han (206 SM–220 M), hari raya ini menjadi semakin penting.

Festival ini sangat penting selama Dinasti Tang dan Dinasti Song ketika kaisar secara resmi melarangnya sebagai hari untuk menyembah dan berkorban kepada dewa dan leluhur. Ini juga disebut Festival Changzhi atau Yashui.

(Helmi Ade Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement