SAIPUL Jamil atau yang biasa disapa Bang Ipul ditetapkan bebas murni kemarin, Kamis (2/9/2021). Kebebasannya itu disambut riuh sahabat, bahkan sampai mengaraknya pakai mobil mewah.
Menurut beberapa informasi, Saipul Jamil dikabarkan akan segera kembali ke industri hiburan yang memang dunianya. Meski sebelumnya dia akan melakukan beberapa hal yang sudah dia impikan sejak masih mendekam di rumah prodeo, salah satunya mandi di pantai.
Di sisi lain, tak hilang dari ingatan kita bahwa Saipul Jamil masuk bui karena kasus pencabulan. Karena ulahnya tersebut, hukuman 8 tahun penjara mesti dirasakan.

Nah, dengan akan kembalinya Bang Ipul ke industri hiburan, apakah ini tidak akan memicu kembalinya trauma korban Bang Ipul?
Menjawab itu, MNC Portal mewawancarai Psikolog Klinis Meity Arianty dan menurutnya hal semacam Bang Ipul ini sudah jadi barang biasa di Indonesia. Maksudnya, mereka yang punya masalah hukum ketika bebas akan 'dipakai' lagi di dunianya, dalam kasus Bang Ipul media massa.
"Sudah banyak kita lihat mantan napi bisa dengan bebas bahkan dikasih panggung ekslusif. Jadi, apakah itu memikirkan bagaimana trauma korban namanya?" terang Psikolog Meity melalui pesan singkat, Jumat (3/9/2021).
Baca Juga : 6 Transformasi Rambut Saipul Jamil, Dari Mohawk hingga yang Terbaru Usai Bebas Penjara
Soal kemungkinan bangkitnya trauma korban jika melihat kembali wajah Bang Ipul di televisi atau media massa lainnya, kata Mei, perlu pemeriksaan lebih lanjut ke koran. Sebab, data seberapa besar dampak trauma korban terhadap sosok Bang Ipul tidak dimilikinya.
"Saya pribadi enggak tahu korban yang bersangkutan seperti apa, lalu traumanya seberapa besar. Jika ternyata tidak terlalu trauma, artinya dia akan tetap melanjutkan hidupnya dengan baik-baik saja. Jadi, saya tidak dapat mengatakan dengan pasti apakah jika Bang Ipul muncul lagi di TV atau youtube bisa mempengaruhi korban atau tidak," paparnya.
Lagipula, menurut Mei, sebenarnya korban bisa memilih mau melihat atau tidak Bang Ipul di platform apapun, karena dia punya pilihan untuk tidak melihat tayangan berisi Bang Ipul. Artinya dia bisa memilih untuk mengonsumsi atau tidak informasi soal Bang Ipul.
Di kesempatan ini pun Mei coba merefleksikan situasi sekarang bahwa apakah selama ini perasaan korban pernah diperhatikan ketika kamera memberi perhatian pada sosok pelaku. "Rasanya kok enggak, ya," tegasnya. "Bahkan kita tahu artis-artis yang punya channel Youtube seringkali memperlakukan pelaku secara berlebihan, berlomba-lomba akan mengundang dan dipakai lagi tanpa memikirkan korban atau dampaknya ke masyarakat," kata Mei.
Untuk itu, Mei menyarankan agar masyarakat yang perlu membentengi diri sendiri dengan bijak memilah informasi mana yang layak dan tidak layak dikonsumsi. "Kita sebagai masyarakat harus pandai memilih mana informasi yang bermutu atau mendidik dan mana yang enggak bermutu atau tidak berguna, karena hanya kita pribadi yg bisa mengendalikan diri kita," tambahnya.
(Helmi Ade Saputra)