Anak kecil atau bayi kebanyakan tidak bisa menjelaskan dengan jelas apa yang sedang dia alami, termasuk saat sedang sariawan. Reaksi yang diberikan mereka kebanyakan nangis atau menutup mulutnya rapat-rapat.
Hal ini dibenarkan Dokter Spesialis Anak dr Herwanto, SpA, yang menyatakan bahwa sebagian besar anak-anak atau bayi itu tidak bisa memberi tahu apa yang sedang dialami. Karena itu, orangtua yang harus menebak kenapa terjadi perubahan pada tubuh anak.
"Anak kecil atau bayi kalau sariawan, ya, mereka biasanya cuma bisa nangis atau menutup mulutnya dari makanan atau minuman," papar dr Herwanto saat Webinar 'Kenali Sariawan Bayi dan Anak-Anak', Kamis (15/10/2020).
Baca Juga : Bisa Sebabkan Sariawan, Atasi Mulut Kering dengan 4 Cara Ini
Lebih lanjut, dr Herwanto coba menjabarkan beberapa tanda yang bisa dikenali orangtua bila anaknya sariawan. Berikut ulasannya:
1. Sulit makan dan minum

Menurut dr Herwanto, bila si anak menunjukkan tanda yang satu ini bisa dibilang hampir pasti si anak lagi sariawan. Terlebih, ketika tubuhnya masih aktif seperti biasa, tapi hanya mulutnya yang 'ditutup rapat'.
"Jadi, bila si anak masih aktif tubuhnya tapi pas disuru makan atau minum susah, orangtua mesti mengecek bagian mulutnya, dan biasanya hampir pasti ada gangguan di dalam mulut si anak," jelas dr Herwanto.
2. Buka mulut mengeluh nyeri
Tanda yang satu ini juga bisa menandakan si anak sedang sariawan. Gesekkan yang terjadi di dalam mulut si anak membuat dirinya untuk buka mulut saja susah.
3. Periksa mulut di ruangan yang terang

Bila kecurigaan Anda begitu kuat karena si anak tidak ada demam, lemas, mual, atau diare, tapi dia tetap tidak mau buka mulut, maka tidak ada salahnya dilakukan pengecekan. Usahakan untuk minta secara lemah lembut dan jika sudah mendapatkan izin si anak, lakukan dengan perlahan.
"Jika memungkinkan periksa mulut si anak di tempat yang terang atau bahkan dengan senter. Kalau memang ditemukan sariawan di sana, orangtua jangan panik dan langsung lakukan tindakan pertolongan pertama," papar dr Herwanto.
Tindakan pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah beri si anak minum atau hidrasi tubuhnya, apalagi sampai bibirnya sudah sangat pucat dan pecah-pecah. Jika sudah, bila ada obat bisa diberikan, tapi kalau tidak ada Anda bisa menggunakan cairan garam.
"Air garam itu bersifat antiinflamasi. Kalau memang memungkinkan, maksudnya si anak sudah bisa berkumur, maka boleh dilakukan. Tapi, kalau belum bisa, ada baiknya beli obat atau memang diperiksa di dokter untuk tindakan yang lebih tepat," saran dr Herwanto.
(Helmi Ade Saputra)