Nah, saran terbaik bagi kamu yang memiliki anggota keluarga transgender menurut Mei adalah kamu mau tak mau harus menyadari dan menerima ada banyak orang di luar sana yang mengalami permasalahan seperti kasus Oscar Lawalata.
"Sehingga alangkah bijaknya jika kamu menghargai pilihan hidupnya. Terlepas benar atau tidak, rasanya yang menjalani lebih tahu mana yang terbaik buat dirinya dan ia sendiri yang lebih tahu apa yang diinginkannya," saran Mei.
Sementara itu, Dokter Spesialis Kejiwaan Primaya Hospital Bekasi Barat dr Alvina, SpKJ, menerangkan bahwa support keluarga adalah yang utama di kasus seperti ini. Karena itu, selalu ada di samping si anak dan bila perlu tenaga profesional ketika dia menghadapi masalah, jangan ragu untuk melakukannya.
"Tetap perlakukan dengan baik, karena dia memiliki hak-hak asasi yang sama seperti orang lain. Kita bisa menyarankan untuk menemui tenaga profesional apabila dia mengalami kebingungan tentang jati dirinya," saran dr Alvina.
Sebab, tak bisa dipungkiri, transgender mengalami stigma dan diskriminasi sehingga kemudian menyebabkan dia menjadi rentan mengalami ganguan mental. "Jadi, kita mesti belajar menjadi masyarakat yang bijak dan non-judgmental, ya! Ingat, ekspresi gender itu bisa sangat bervariasi," pungkas dr. Alvina, SpKJ.
(Martin Bagya Kertiyasa)