PANDEMI corona covid-19 membuat banyak orang kesulitan mendapatkan makanan yang layak. Banyak kekhawatiran akan persebaran virus tersebut terjadi melalui makanan.
Selain itu, pandemi covid-19 yang mempengaruhi ekonomi sebuah keluarga juga menjadi faktor lain yang harus diperhitungkan. Pasalnya, banyak anak di Indonesia terancam gizi buruk karena ekonomi keluarga yang memburuk.
Padahal, gizi yang baik dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan ketahanan tubuh (imunitas) anak di tengah wabah Covid-19. Untuk mencukupi kebutuhan gizi, beberapa orangtua memberikan susu kental manis (SKM). Padahal, ini tidak dianjurkan karena bukan pengganti ASI.
Aktivis kesehatan anak, Yuli Supriati mengatakan, banyak masyarakat yang tidak tahu susu kental manis tidak baik dikonsumsi anak-anak. Ini karena SKM rendah protein dan tinggi gula.
Baca Juga: Jaga Imunitas Anak di Tengah Covid-19, Konsumsi Gizi yang Baik Diperlukan
"Hasil kunjungan kami ke Puskesmas Tigaraksa beberapa waktu lalu, didiapati 36 anak usia di bawah 5 tahun berada dalam status gizi kurang. Sebanyak 21 anak di antaranya berada pada rentang usia 1-2 tahun," ujar Komisioner Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI) seperti dilansir dari iNews.
Dokter spesialis anak yang juga tim ahli Satgas Covid-19 Tangerang Selatan (Tangsel) Tubagus Rachmat Sentika, membenarkan susu kental manis (SKM) tidak untuk diberikan kepada anak-anak apalagi untuk pengganti ASI. “Karena kandungan gulanya yang tinggi, kental manis tidak untuk anak-anak. Anak yang meminum kental manis akan mengalami kegemukan, gigi keropos dan tidak sehat,” katanya.
Mantan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu mengungkapkan calon ibu perlu memperhatikan gizi lengkap dan seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Sebab hal itu akan mempengaruhi bayi mereka yang akan lahir kelak.
“Baik bayi, balita, ibu hamil, sampai lansia semuanya memerlukan gizi, cuma bentuknya berbeda-beda. Kalau bayi itu bentuknya cair makanan pendamping ASI tapi setelah 6 bulan 1 tahun harus ditambahkan dengan makanan-makanan lain,” kata dr Tubagus.