Sementara itu, studi Universitas Hong Kong juga menemukan bahwa COVID-19 mungkin menyerang usus pasien serta membahayakan paru-paru mereka.
Para peneliti memeriksa spesimen tinja dari seorang pasien berusia 68 tahun yang mengalami demam, sakit tenggorokan, batuk, dan diare. Pasien itu dirawat di Rumah Sakit Princess Margaret di Kwai Chung.
Ada di Tinja Manusia
Tidak hanya sampel tes positif untuk virus corona, tim berhasil mengisolasi virus dari tinja, yang menunjukkan telah terjadi infeksi di ususnya.
Selain mereplikasi usus kelelawar tapal kuda China, tim penelitian juga memperkenalkan virus corona ke sekelompok sel usus manusia. Sel tersebut ditanam secara buatan di laboratorium. Virus ini direplikasi dengan cepat dalam sel-sel yang dihasilkan dari usus kecil, yang dikenal sebagai enteroid, serta kolonoid, yang berasal dari usus besar.

Di antara kedua bagian usus itu, jumlah virus ditemukan lebih tinggi pada kolonoid. Replikasi virus dapat menimbulkan gejala gastrointestinal (ganguan lambung dan usus) pada pasien Covid-19. Namun diperlukan studi lebih lanjut untuk menentukan hubungan antara usus dan virus corona.
Belum jelas apakah infeksi disebabkan oleh asupan makanan, misalnya manusia memakan kelelawar tapal kuda China yang terinfeksi Covid-19. Atau bisa juga itu merupakan reaksi sekunder ketika virus di saluran pernapasan menyebar ke sistem pencernaan.
Zhou mengatakan dokter mungkin harus memeriksa kotoran pasien Covid-19 yang pulih sebelum diizinkan kembali ke masyarakat.
(Helmi Ade Saputra)