KETIKA Pemerintah Arab Saudi melonggarkan aturan pembatasan pada pria dan wanita yang bekerja dan bersosialisasi bersama, kedai kopi menjadi hal yang berada di garis terdepan dalam perubahan tatanan tersebut.
“Saya mengunjungi tempat ini dan benar-benar terkejut,” ujar Tarak Alhamood, pelanggan di Nabt Fenjan, suatu kedai kopi di Riyadh, sebagaimana dilansir dari The New York Times pada Sabtu (25/1/2020)..
Kedai kopi tersebut awalnya dibuka hanya untuk wanita. Pada akhir 2018, tempat kongko itu terbuka untuk pelanggan pria.
Sebelumnya pada awal Desember 2019, pemerintah mengumumkan bahwa petugas restoran atau kedai kopi tidak perlu lagi memisahkan pelanggan berdasarkan jenis kelamin. Peraturan tersebut merujuk reformasi sosial yang diprakarsai oleh penguasa Saudi de facto, Putra Mahkota, Mohammed bin Salman.
“Saya pikir alasan kedai kopi menjadi tren adalah karena orang lebih terbuka untuk berubah,” kata Shaden Alkhalifah menanggapi aturan baru ini.
“Ini ada hubungannya dengan dialog politik saat ini,” tambah pria 30 tahun yang sedang belajar di Draft Café di Riyadh itu.
Saat ini, beberapa wanita yang hanya diizinkan bekerja di kantor yang tertutup, kemungkinan diperbolehkan untuk bekerja menjadi barista. Masyarakat Saudi sekarang bisa berbaur dengan lawan jenis di luar rumah seperti bioskop, konser, hingga pertandingan gulat sekalipun.