“Pukul 6.30 WIB biasa waktunya ngopi dan ngobrol sama tanaman saya. Pas saya mau ngobrol sama tanaman, saya lihat separuh lidah buaya sudah terendam air. Saya pikir gak apa-apa lah, lanjut ngopi,” sambungnya.
Hingga sekira pukul 08.00 debit air benar-benar sudah naik dan Yuni pun memutuskan untuk menggulung karpetnya dan menempelinya dengan lakban supaya tidak terendam banjir. Namun sayang usahanya tidak berjalan lancar karena air sudah masuk dengan deras melalui lubang kamar mandinya.
“Saya ke kamar mandi, gatau dari situ lah air keluar dari lubang. Karpet di kamar mandi belum sempat diangkat. Dari situ saya sadar kenapa harus pulang cepat. Saya harus ke mama, yang kala itu sedang sakit. Adik saya juga bedrest. Tanpa beban dan rasa panik segala macam, saya nikmatin waktu yang Tuhan kasih karena banyak yang lebih susah dari saya,” pungkasnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)