KEBAKARAN Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan tengah menyita perhatian masyarakat dunia. Terlebih setelah beredarnya foto-foto yang diduga merupakan bangkai ular langka yang dikenal dengan nama, Tangkalaluk.
Pada keterangan foto tersebut, diketahui bahwa Tangkalaluk merupakan predator jenis ular raksasa yang memiliki julukan Phyton Raja Ular Rimba Belantara Dayak Kalimantan. Populasinya kini disinyalir nyaris punah. Apalagi setelah insiden kebakaran hutan yang hingga saat ini belum dapat diatasi oleh pemerintah.
Selain Tangkalaluk, ternyata masih ada satu lagi mitos ular legendaris yang berkembang di tengah masyarakat Dayak di Kalimantan. Ular tersebut diketahui bernama Nabau.
Melansir dari berbagai sumber, penampakan Nabau pertama kali tertangkap kamera saat asyik berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, pada 2009 silam. Sekilas, tampilan ular ini benar-benar menyerupai anaconda karena memiliki ukuran tubuh yang sangat besar.
Saking besarnya, tubuh ular itu tampak memenuhi sungai yang berada di antara hutan rimbun. Santer beredar kabar bahwa, foto itu diambil oleh anggota tim wilayah bencana banjir dari atas sebuah helikopter pada 11 Februari 2019 lalu.
Foto tersebut sontak mendadak jadi perbincangan hangat masyarakat internasional, setelah diterbitkan ulang oleh sejumlah media internasional seperti Utusan Sarawak, New Strait Times, hingga The Telegraph asal Inggris.
Sayangnya, hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apakah penampakan ular itu benar-benar nyata atau hanya sekadar rekayasa digital. Namun menurut mitos yang berkembang di tengah warga lokal, legenda Nabau memang telah diceritakan turun temurun.
Konon, ular tersebut memiliki ukuran hingga 80 – 100 meter. Bagian kepalanya menyerupai naga dilengkapi tujuh lubang hidung. Mitos ular-ular legendaris bernuansa mistis ini juga diakui oleh Wawan, salah seorang pencinta reptil asal Samarinda, Kalimantan Timur.