Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Kata-Kata Tabu yang Tak Boleh Diucapkan ke Anak

Tiara Putri , Jurnalis-Kamis, 27 Juni 2019 |17:14 WIB
10 Kata-Kata Tabu yang Tak Boleh Diucapkan ke Anak
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

MENGASUH dan mendidik anak bukanlah tugas yang mudah bagi orangtua. Tak jarang, ada tantangan yang harus dihadapi dengan bijaksana agar orangtua tidak salah mengambil keputusan, termasuk soal urusan perkataan.

Ya, orangtua tidak bisa berbicara sembarangan karena dapat memengaruhi perkembangan anak. Melansir Redbook, inilah sederet perkataan yang hendaknya tidak diucapkan oleh orangtua kepada anak.

1. "Apa yang salah denganmu?"

Ketika kata-kata ini diucapkan dengan nada marah atau terganggu, maka dapat menunjukkan ada sesuatu yang salah dengan anak itu. Anak akan menginternalisasi dan mempercayainya serta bertanya pada diri sendiri apa yang salah.

Menurut Karyl McBride, Ph.D., LMFT, ahli terapi pernikahan dan keluarga, saat anak tidak dapat menemukan jawabannya, maka dapat membawa kehancuran pada dirinya. Mereka bisa berpikir dirinya tidak cukup baik atau orang jahat. Pikiran itu sulit untuk dihilangkan seumur hidup meskipun dengan terapi.

Anak akan menginternalisasi dan mempercayainya serta bertanya pada diri sendiri apa yang salah.

2. Tidak cukup uang untuk membayar tagihan

Banyak orangtua yang terkadang mengalami kesulitan keuangan bahkan hingga tidak tahu cara membayar tagihan. Sesulit apapun kondisi ekonomi, hendaknya anak tidak perlu diberitahu. Seorang psikolog klinis, Brad Klontz mengatakan, menceritakan kondisi ekonomi kepada anak bisa membuatnya cemas karena berpikir tidak berdaya untuk membantu.

3. Latihan keras memberikan hasil sempurna

Menyemangati anak untuk terus berusaha merupakan hal yang baik. Namun apabila caranya mengucapkan hal tersebut maka dapat memberikan banyak tekanan. Anak bisa berpikir jika dia melakukan kesalahan, maka ia tidak berlatih cukup keras dan merasa ada kesalahan dalam dirinya.

4. Bisa menjadi apa saja sesuai yang diinginkan

Orangtua tentu ingin anak-anaknya memiliki tujuan besar dalam hidup dan perlu mendukung hal tersebut. Tapi, jangan selalu mengatakan dirinya bisa menjadi apapun. Sebab penelitian menunjukkan hal tersebut bisa membuat anak mengejar tujuan dengan terlalu ambisius sehingga dapat berbahaya.

Psikolog Erica Reishcher mengungkapkan saat orangtua mengatakan kepada anak-anaknya dapat melakukan apa saja, maka bisa mengaburkan peran penting dari kesempatan untuk sukses. Sebaiknya, kenali bakat anak dan dorong ia untuk meraih kesuksesan di bidang yang dikuasainya.

5. Kenapa hasil tes tidak selalu bagus

Orangtua tentu bangga saat anaknya meraih nilai bagus di sekolah. Mereka akan memuji tapi di saat bersamaan juga bisa meruntuhkan semangat anak. Contoh, "Tes ini bisa bagus hasilnya, kenapa yang lainnya tidak?" Perkataan semacam itu menempatkan anak pada fokus negatif sehingga pujian atau apapun yang bernada positif menjadi tidak berarti bagi anak.

Tindakan tersebut sebenarnya menghalangi anak untuk menunjukkan emosinya.

6. Jangan menangis

Terkadang orangtua merasa kesal saat mendengar anak menangis. Tak jarang mereka menyuruh anak diam saat itu juga, kalau tidak maka akan diberi hukuman. Tindakan tersebut sebenarnya menghalangi anak untuk menunjukkan emosinya.

Padahal, membiarkan anak menangis adalah hal yang penting untuk membantunya mengenali perasaan da emosi bahagia, sedih, marah, atau apa pun.

7. Kamu pemalas

Saat anak tidak mau mengerjakan sesuatu atau mendapatkan nilai buruk, orangtua terkadang mengatakannya pemalas. Namun menurut psikolog anak Stacy Haynes, anak sebenarnya tidak malas. Seringkali, ada alasan yang mendasari anak tidak mengerjakan perintah orangtua. Mengucapkan kata malas malah bisa melukai harga diri mereka.

8. Jangan berantem dengan saudara

Pertikaian dan perselisihan dengan saudara adalah hal yang lazim. Pilihannya adalah mau mengatasi persolan tersebut atau tidak.

Orangtua sebaiknya menghindari kata-kata 'Jangan berantem dengan saudaramu' karena tidak dinilai tidak efektif dan dapat membuat anak merasa berada di bawah kendali orangtua. Pada akhirnya hal dapat membuat ia bingung dan merasa tidak yakin pada dirinya sendiri.

9. Kenapa tidak bisa seperti saudaramu

Perkataan ini berpotensi sangat merusak hubungan keluarga. Anak bisa jadi bertindak seperti orang asing terhadap saudara kandungnya karena merasa iri atau sakit hati dengan perkataan orangtua. Orangtua perlu mengakui dan menerima kenyataan jika setiap anak berbeda meskipun dibesarkan dalam lingkungan dan cara yang sama.

 Setiap anak itu unik dan perbedaan karakter adalah bagian dari kehidupan.

10. Yang lain bisa

Orangtua sangat tidak disarankan untuk membandingkan anaknya dengan anak orang lain. Orangtua perlu ingat jika setiap anak punya kekuatan dan kelebihannya masing-masing. Setiap anak itu unik dan perbedaan karakter adalah bagian dari kehidupan.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement