Tidak hanya itu, makanan penutup juga dianggap sebagai salah satu jenis makanan terburuk karena kandungan kalorinya meningkatkan hingga 62 kalori per dekade. Peningkatan jumlah kalori juga dialami makanan pembuka yang menggelembung hingga 30 kalori per dekade.
Para peneliti juga mengatakan bahwa ukuran atau porsi makanan cepat saji terus meningkat sekitar 13 gram untuk hidangan utama, dan 24 gram untuk makanan penutup.
Di samping itu, kasus obesitas pun juga semakin memprihatinkan dengan peningkatan yang sangat signifikan. Hampir seperempat atau 22% orang di dunia diprediksi akan mengalami obesitas pada tahun 2045. Menurut hasil penelitian sebuah perusahaan kesehatan asal Denmark, Novo Nordisk, angka ini naik 14% dari tahun 2017.
Tentu saja tren diet keto yang tengah berkembang di tengah masyarakat, membuat sebagian orang semakin percaya diri untuk mengonsumsi sayap ayam dan hidangan yang diolah melalui proses penggorengan lainnya. Padahal, obesitas menjadi salah satu penyakit kronis yang juga menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat.
Selidik punya selidik, bukan hanya perusahaan makanan cepat saji saja yang menjual ilusi kesehatan, sebuah penelitian yang diterbitkan awal bulan ini menemukan bahwa ketika daftar menu ditulis dengan tangan, pengunjung merasa bahwa makanan tersebut lebih sehat. Padahal, makanan itu juga mengandung jumlah kalori yang sama dengan menu yang tidak ditulis dengan tangan. Demikian dilansir Okezone dari New York Post, Senin (4/3/2019).
(Helmi Ade Saputra)