KANKER masih menjadi penyakit yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, kanker termasuk penyakit yang biasanya telat dideteksi di awal kemunculannya. Akibatnya, penyakit ini biasanya baru disadari saat memasuki stadium lanjut.
Nah, untuk menghindari risiko kanker, Anda perlu tahu apa saja hal-hal pemicunya. Berikut ini berbagai hal tak terduga yang ternyata bisa meningkatkan risiko kanker.
Baca Juga: Antre ATM dengan Baju Tipis Tanpa Bra, Wanita Ini Kena Auto Azab!
1. Duduk terlalu lama

Ternyata duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko kanker. Padahal, hampir sebagian besar pekerja kantoran menghabiskan waktunya dengan duduk di depan komputer. Untuk itu, meski Anda diharuskan bekerja di depan komputer setiap hari sebaiknya usahakan untuk tetap bergerak.
Dikutip dari Mayo Clinic, sebaiknya beristirahatlah setiap 30 menit sekali. Usahakan untuk bangun dari duduk dan berjalan-jalan sebentar untuk menurunkan berbagai risiko penyakit termasuk kanker. Selain membantu membakar kalori, bangun dan berjalan-jalan sebentar juga membantu menjaga otot dan kesehatan fisik serta mental.
2. Terlalu tinggi

Penelitian di tahun 2018 menemukan fakta bahwa orang yang tinggi lebih berisiko terkena kanker dibanding dengan orang yang lebih pendek. Bukti menunjukkan bahwa setiap penambahan tinggi 10 cm maka risiko kanker meningkat sebesar 10 persen. Penelitian lainnya juga menemukan hubungan antara kondisi kaki yang lebih panjang dengan kanker usus besar.
Meski begitu, tidak ditemukan alasan jelas mengapa orang yang terlalu tinggi lebih berisiko terkena kanker. Namun, para peneliti menduga bahwa hal ini disebabkan karena orang yang lebih tinggi memiliki lebih banyak sel yang berpeluang untuk menjadi kanker.
Baca Juga: Dijodohkan dengan Ifan "Seventeen", Intip Seksinya Juliana Moechtar Berbalut Mini Dress Ketat
3. Memasang implan payudara

Selain memperindah tampilan tubuh ternyata implan payudara bisa meningkatkan risiko kanker limfoma tipe langka yaitu limfoma sel besar anaplastik. Jenis kanker yang satu ini bukanlah kanker payudara tetapi kanker yang timbul dari sel-sel di sistem kekebalan tubuh. Implan payudara berteksturlah yang ternyata meningkatkan risiko kanker, bukan implan dengan permukaan yang halus.
Akan tetapi memang risikonya sangat rendah. Para peneliti menghitung bahwa untuk setiap 7.000 wanita yang memasang implan payudara, hanya 1 orangnya yang akan mengembangkan ALCL. Kondisi itu pun terjadi saat wanita tersebut berusia 75 tahun. Peneliti mengaitkan bahwa ada kemungkinan bahwa implan memicu peningkatan peradangan di jaringan payudara hingga menyebabkan kanker.