HARI Tanpa Bayangan (HTB) 2018 yang berlangsung hari ini dibeberapa kota di Kalimantan Barat sedang jadi perbincangan warga net. Semua orang antusias, terlebih masyarakat Pontianak, Kalimantan Barat, yang jadi lokasi teristimewa HTB tersebut.
Bagaimana tidak, Kota Pontianak menjadi titik yang dilewati oleh garis khatulistiwa dan matahari tepat berada di atas kepala atau benda apapun, sehingga bayangan nyaris hilang. Beberapa fakta menarik lainnya tentang HTB 2018 yang terjadi di Pontianak, Bonjol, Bontang, Riai, Parigi Moutong, Kepulauan Kayoa, Amberi, dan Gabe, terangkum dalam informasi berikut.
BACA JUGA:
Tidak hanya terjadi di Pontianak
HTB tidak hanya terjadi setiap 21 Maret saja, tapi juga 23 September setiap tahunnya. Selain itu, kota yang bisa merasakan HTB juga tidak hanya Pontianak saja, tapi juga ada beberapa kota di provinsi lainnya, seperti Denpasar, Jakarta, Belitung, dan Sabang, yang masing-masing mengalami HTB pada waktu yang berbeda.
Penjelasan ilmiah HTB terjadi
Bagi masyarakat yang bertanya-tanya bagaimana bayangan tidak nampak pada HTB, penjelasan ilmiahnya menjelaskan fenomena tersebut bisa terjadi karena titik deklanasi nol derajat. Deklanasi sendiri adalah nilai jarak matahari ke ekuator langit. Saat itulah matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa yang melintasi Pontianak hari ini, sehingga bayangan tidak nampak.
Matahari terasa lebih terik
Saat Hari Tanpa Bayangan berlangsung, coba Anda ingat-ingat dan bandingkan, terik matahari akan terasa lebih panas dibandingkan hari-hari lainnya. Ini terjadi karena matahari tepat berada di atas khatulitiwa, sehingga sinarnya akan lebih terik, dan suhu menjadi lebih tinggi alias panas.
Musim akan berubah
Saat ini sedang terjadi musim pancaroba di Indonesia. Kemarin di Depok telah terjadi hujan es batu, yang biasa terjadi saat musim pancaroba, dan hari ini HTB terjadi di Pontianak juga memberikan pertanda musim akan segera berubah. Tidak hanya Indonesia, musim juga akan berganti di negara-negara lainnya.
BACA JUGA:
Gravitasi bumi lemah telur bisa berdiri tegak
Di Pontianak terdapat tradisi menegakkan telur saat HTB berlangsung, tradisi unik ini ternyata memiliki penjelasan ilmiah yang mendasari kejadian tersebut. Pada saat HTB berlangsung, matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa dan bersinar lebih kuat dari biasanya, yang menyebabkan gaya gravitasi bumi melemah, sehingga bisa membuat telur dapat berdiri tegak.
(Dinno Baskoro)