MEMBELI rumah untuk pertama kalinya bagi keluarga baru bukan persoalan mudah. Banyak sekali pertimbangan yang membuat akhirnya gagal deal dengan penjual rumah.
Bukan sekadar faktor uang, ada banyak hal-hal yang membuat pembeli bingung sehingga sulit memastikan kalau rumah itu sudah sesuai dengan mereka. Beberapa alasannya kadang sepele. Seperti dilansir Huffpost, Rabu (13/12/2017) berikut ini alasan sepele keluarga baru batal beli rumah.
BACA JUGA:
Meja makan atau sofa tidak muat
Lebih dari sekali, pencari rumah di acara reality show HGTV chanel menolak rumah yang sebenarnya sempurna hanya karena perabotan tidak muat. Keluarga baru tersebut biasanya sudah memesan atau membeli perabotan sebelum mendapatkan rumah. Padahal, jika perabotan itu tidak begitu berarti, mereka bisa menjual kembali atau disumbang untuk amal. Kalau perabotan itu istimewa, bisa disimpan dulu sampai suatu saat rumah direnovasi sehingga perabotan muat dimasukkan.
Cat dindingnya mengerikan
Alasan ini sangat tidak penting. Kalau cat dinding rumah itu pudar, dinding bisa dicat ulang, jika terlalu mencolok, Anda bisa mengganti warna meski harus 3 lapis. Sebagai pembeli yang prospektif, pakailah mata untuk melihat potensi rumah, bukan hanya sekar melihat warna ungu. Jika masalahnya adalah posisi rumah dipersimpangan yang selalu berisik, rumah mengadap utara sehingga kurang cahaya, atau tetangga membuka bengkel, itu boleh dijadikan alasan batal beli rumah.
Dekorasi seperti rumah nenek
Penjual rumah akan membawa semua barang-barangnya. Tak perlu khawatir dengan kursi malas berdebu, gorden usang, atau dekorasi dapur bergaya tahun 1974. Ingatlah semua itu bisa disingkirkan, didekorasi ulang, dan dirombak.
BACA JUGA:
Fasilitas sekolah anak
Kualitas sekolah di dekat rumah yang tidak cukup baik bisa dijadikan alasan batal membeli rumah. Tapi seharusnya ini bukan masalah. Dalam survei Realtor.com pada tahun 2013, hampir 1.000 calon pembeli rumah, 91 persen mengatakan bahwa kualitas sekolah penting dalam pencarian mereka.
Namun, pembeli bisa menyekolahkan anak di sekolah yang lebih baik meski tidak dekat rumah. Tetapi memang, orangtua harus menahan diri tidak membeli perabotan yang tidak penting dulu atau menunda merenovasi rumah demi mengalihkan dana untuk biaya sekolah anak.
(Santi Andriani)