 
                BERBICARA mengenai suku bangsa di Indonesia tidak akan terlepas dari keberagaman adat istiadat dan kebudayaannya. Keberagaman itu menjadi salah satu unsur penarik minat wisatawan untuk datang berkunjung, baik wisatawan lokal maupun asing. Bila Anda berkunjung ke Sulawesi Selatan, rasanya belum lengkap jika tidak menginjakkan kaki di Tana Toraja.
Tentu Anda tahu mengenai tradisi menyimpan mayat untuk para leluhur Toraja dan keturunannya di kuburan batu. Di sana ada sebuah kuburan batu yang terkenal bernama Lemo. Kuburan ini merupakan sebuah tebing yang berongga. Rongga-rongga itulah yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk menyimpan mayat. Di depan rongga terdapat patung manusia yang disebut tau-tau. Patung itu dibuat sebagai perwujudan mayat yang disimpan.
 
(Dailymail)
BACA JUGA:
Kuburan batu Lemo memiliki kurang lebih 75 rongga untuk menyimpan mayat. Beberapa rongga ada yang berbentuk bundar dan berbintik-bintik, mirip dengan buah jeruk atau limau. Dari situlah nama Lemo berasal. Jika Anda berkunjung ke sini pada bulan Agustus – September, mungkin Anda akan berkesempatan untuk menyaksikan ritual Ma’nene di kuburan ini.
Ritual Ma’nene adalah tradisi membersihkan kuburan yang waktunya diputuskan melalui upacara tokoh adat setempat. Biasanya ritual ini akan dilakukan sebelum masa panen. Sebab masyarakat di sana percaya jika ritual ini tidak dilakukan maka sawah dan ladang akan mengalami kerusakan. Apabila tanggal sudah ditentukan, masyarakat sekitar akan membuka rongga tempat penyimpanan mayat. Selanjutnya masyarakat akan mengganti pakaian yang dikenakan oleh mayat. Walaupun mayat tersebut sudah berusia ratusan tahun, pakaian mereka akan tetap diganti.