Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berikut Biografi 11 Penulis Puisi Terkenal di Indonesia (Part 2)

Renny Sundayani , Jurnalis-Selasa, 21 Maret 2017 |18:56 WIB
Berikut Biografi 11 Penulis Puisi Terkenal di Indonesia (Part 2)
Puisi (Foto: Aaj TV)
A
A
A

Bertepatan dengan Hari Puisi Sedunia atau World Poetry Day yang jatuh pada 21 Maret, Indonesia diingatkan dengan sosok penyair handal Chairil Anwar. Dia adalah salah satu legenda puisi asal Indonesia. Tak hanya Chairil Anwar yang jadi idola dan jatuh cinta akan karya-karyanya, namun sejumlah tokoh puisi ini kemampuannya pun tak diragukan lagi.Berikut biografi 11 penulis puisi terkenal di Indonesia yang dirangkum oleh Okezone dari berbagai sumber, Selasa (21/3/2017)

Taufiq Ismail

 taufiq ismail

Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatra barat, 25 Juni 1935, adalah seorang penyair dan sastrawan Indonesia. Sejak masih di SMA, dia sudah bercita-cita akan menjadi seorang sastrawan. Untuk menbiayai mimpi sastranya itu, dia menjadi dokter hewan dan ahli peternakan, agar bisa memiliki bisnis peternakannya sendiri (tapi ini gagal, dan tidak terlaksana).

Oleh H.B. Jassin, Taufiq Ismail disebut sebagai penyair Angkatan 66. Tapi Taufiq Ismail merisaukannya karena takut merasa puas dan membuatnya malas menulis lagi. Karya-karyanya antara lain Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Tirani dan Benteng, Tirani, Benteng, Buku Tamu Musim Perjuangan, Sajak Ladang Jagung, Kenalkan, Saya Hewan, Puisi-puisi Langit, Prahara Budaya: Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk, Ketika Kata Ketika Warna, Seulawan-Antologi Sastra Aceh, dan masih banyka lagi.

W.S. Rendra

 ws rendra

Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih dikenal dengan nama W.S. Rendra lahir di Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935, adalah sastrawan besar Indonesia.

Sejak muda, dia telah memulai karir sastrawannya dengan menulis banyak puisi, naskah drama, cerpen, dan esai sastra di banyka media massa. Puisinya pertama kali dipublikasikan pada tahun 1952 di majalah Siasat. Dari situ, puisi-puisinya terus dipublikasikan di berbagai majalah pada masa itu seperti malajalah Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Dan terus berlanjut pada decade 60-an sampai 70-an.

Dalam bukunya yang berjudul Sastra Indonesia Modern II (1989), A. Teeuw mengatakan bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern, Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri. Karya-karyanya antara lain Ballada Orang-orang Tercinta (Kumpulan sajak, Blues untuk Bonnie, Empat Kumpulan Sajak, Sajak-sajak Sepatu Tua, Mencari Bapak, Perjalanan Bu Aminah, Nyanyian Orang Urakan, Pamphleten van een Dichter, Potret Pembangunan Dalam Puisi, Disebabkan Oleh Angin, Orang Orang Rangkasbitung, Rendra: Ballads and Blues Poem, State of Emergency, dan Do’a Untuk Anak-Cucu.

Sapardi Djoko Damono

 sapardi djoko damono

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, lahir di Surakarta, 20 maret 1940, adalah seorang penyair Indonesia. Akrab disebut SDD, dikenal melalui puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana dan romantis. Beberapa puisinya sangat populer dan dikenal oleh banyak lapisan masyarakat, misalnya puisinya yang berjudul Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Sebagian besar kepopuleran puisinya ini disebabkan karena puisi-puisi sapardi dibuat musikalisasinya.

Mustofa Bisri

 gus mus

K.H. Ahmad Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Mus, lahir di Rembang, Jawa tengah, 10 Agustus 1944, adalah seorang penyair dan penulis kolom yang sangat dikenal dikalangan sastrawan. Selain itu, dia juga adalah pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin di Leteh, Rembang, Salah seorang pendeklarasi Partai Kebangkitan Bangsa, dan sekaligus perancang logo PKB yang digunakan hingga sekarang ini.

Karya-karyanya antara lain Syair Asmaul Husna (bahasa Jawa, Penerbit Al-Huda Temanggung), Ohoi, Kumpulan Puisi Balsem (Pustaka Firdaus, Jakarta, 1991,1994), Antalogi Puisi (Prima Pustaka Yogya, 1993), Pahlawan dan Tikus (kumpulan pusisi, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1996), Al-Muna (Syair Asmaul Husna, Bahasa Jawa, Yayasan Pendidikan Al-Ibriz, Rembang, 1997), dan lain-lain

Ajip Rosidi

 ajip rosidi

Ajib Rosidi, lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938, adalah sastrawan, penulis, budayawan, dosen, pendiri dan redaktur beberapa penerbit, serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage.

Menurut Dr. Ulrich Kratz, Ajip Rosidi adalah pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif sampai tahun 1983, dengan 326 judul karyanya yang dimuat dalam 22 majalah. Buku pertamanya yang berjudul Tahun-tahun Kematian terbit ketika dia berusia 17 tahun. Dia juga menulis kumpulan sajak, kumpulan cerpen, roman, drama, esai dan kritik, hasil penelitian, dan lain-lain.

Muhammad Ainun Nadjib

emha ainun najibMuhammad Ainun Nadjib atau yang lebih dikenal dengan nama Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953, adalah seorang tokoh intelektual yang mengusung tema islami. Dia juga dikenal sebagai seniman, budayawan, dan penyair. Karya-karya puisinya antara lain “M” Frustasi (1976), Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978), Sajak-Sajak Cinta (1978), Nyanyian Gelandangan (1982), 102 Untuk Tuhanku (1983), Suluk Pesisiran (1989), Lautan Jilbab (1989), Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990), Cahaya Maha Cahaya (1991), Sesobek Buku Harian Indonesia (1993), Abacadabra (1994), dan Syair-syair Asmaul Husna (1994). (Habis)

(Renny Sundayani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement