(foto: arif/okezone)
Hasilnya, sejumlah 78 set busana yang didominasi dengan gaun berpotongan off shoulder, lengan balon, aksen ruffle (tumpuk), aksen cape atau jubah, rok lebar, jumpsuit, cocktail dress, hingga busana bersiluet H dan memeluk tubuh. Seba dan Christina menyuguhkan sesuatu yang fresh dengan padanan maskulin dan feminin melalui aksen kerah putih di beberapa evening dress yang ditampilkan. Gaya ini terinspirasi melalui gaya pria di zaman tersebut yang kerap mengenakan kemeja berkerah dengan tuksedo dan dasi.
“Kerah-kerah putih di gaun malam memang memadukan gaya maskulin dan feminin. Christina mengatakan bahwa perempuan bisa terlihat seksi melalui gaya yang maskulin. Alhasil, diterapkanlah kerah-kerah putih, permainan renda hitam putih, lalu permainan asimetrik dari kesan tuksedo pria, ada jumpsuit dengan potongan jas. Saya dan Cristina ingin menyuguhkan sesuatu yang fresh tetapi tetap tak luput dari wearalibity,” terang desainer yang tergabung dalam keanggotaan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) tersebut.
Untuk koleksi ini, Seba menggunakan material damask, crepe, crepe silk, lace, lace musk, hingga chantily lace dan sifon untuk busana pengantin. Dari segi warna, Seba menghadirkan ragam warna, mulai dari merah, biru, hitam, off white, hingga motif floral.