Busana Pengantin Muslimah 'La Perle' Lebih Wearable
MELALUI lini Irna La Perle, Irna Mutiara kembali hadirkan tren fashion muslim wedding. Bernuansa lebih ringan, Irna Mutiara hadirkan baju pengantin muslim yang lebih wearable.
Bertemakan “exqushopisticated”, Irna Mutiara mencampurkan keindahan dan sesuatu yang kekinian. Dikatakannya kepada Okezone, “exqushopisticated” bermakna suatu kecanggihan yang cantik,indah dan sesuai dengan zamannya.
Sedangkan inspirasi dari koleksi terbaru Irna Mutiara berasal dari busana zaman edwardian yang berbentuk cape. Lebih kepada zaman peralihan busana edwardian tahun 1920-an dimana material yang berat beralih ke bahan yang lebih ringan.
Irna Mutiara menampilkan 10 koleksi busana pengantin dengan warna-warna yang lembut. Namun setelah pulang dari Morocco, Irna memberikan sedikit warna Maroko seperti warna merah bata untuk wedding gown. Detail pada busana inipun menggunakan aksesoris berupa kristal swarovski, mutiara dan payet.
Menurut Irna, koleksinya kali ini cocok untuk pesta-pesta yang suasananya kekeluargaan. Pemilihan bahanpun menggunakan tafetta, lace atau brokat, silk, chiffon silk, satin, dan bahan tule. Aplikasi bordir pun juga terlihat dalam beberapa busana, namun tidak terlalu banyak.
"Koleksi yang saya hadirkan di sini, merupakan turunan dari fashion show busana muslim sebelumnya. Koleksi ini lebih ringan, lebih wearable dan ready to wear dan pertama kali ditampilkan hari ini," jelas Irna Mutiara pada fashion show nya di Morocco House Menteng, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Sedangkan untuk tren wedding sendiri, desainer yang telah show di Morocco ini mengaku bahwa perkembangannya lambat. Hal ini diakuinya karena baju wedding berbeda dengan baju kasual yang lebih dinamis perkembangannya.
"Trennya wedding sekarang ini agak lambat berjalan. Tidak seperti baju kasual pada umumnya. Karena wedding waktu pemakaiannya pun minim sekali dan biasanya saat pernikahan orang menginginkan warna tertentu yang lebih seperti warna suci dan sakral. Sehingga untuk warna busana wedding tidak bergeser terlalu banyak. Yaitu antara broken white, putih, dan warna-warna pastel, itu yang sering digunakan," simpul Irna Mutiara.
(Renny Sundayani)
