PROBOLINGGO – Upaya Pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk mengentaskan daerahnya dari status posisi keempat termiskin di Jawa Timur kini bertumpu pada pengembangan ekowisata berkelanjutan. Program unggulan Ekowisata 7 Ranu (Danau) yang dipimpin langsung oleh Bupati Mohammad Haris (Gus Haris) diluncurkan sebagai penggerak utama ekonomi baru berbasis alam dan kearifan lokal
Inisiatif ini merupakan perwujudan sinergi pentahelix, yang melibatkan multipihak, untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang berdaya guna bagi masyarakat. Festival 7 Ranu (The Seven Lakes Festival) yang digelar pada 7–16 November 2025 menjadi panggung untuk memperkenalkan pesona tujuh danau alami yang berada di Probolinggo.
Ketujuh danau yang dimaksud, yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Satsit, Ranu Klakah, Ranu Tunjung, Ranu Gedang, dan Ranu Lamongan. Acara pembukaan yang bertempat di kawasan Ranu Segaran pada Sabtu 8 November 2025 menjadi penanda dimulainya kolaborasi ini.
1. Ekowisata sebagai Penggerak Ekonomi Lokal
Bupati Mohammad Haris menegaskan bahwa pariwisata adalah kunci kebangkitan ekonomi. "Kabupaten Probolinggo masih termasuk daerah termiskin di Jawa Timur, padahal potensi wisatanya luar biasa. Dengan potensi tujuh danau, tujuh air terjun, dan jeram Pekalen, kami yakin (kecamatan) Tiris bisa tumbuh menjadi destinasi unggulan. Dari sini, kebangkitan ekonomi warga akan dimulai," ujar Bupati yang akrab disapa Gus Haris itu, dikutip Sabtu (8/11/2025).
Haris juga menekankan visi wisata yang diusung melampaui sekadar hiburan. "Kami ingin wisata bukan hanya hiburan, tapi juga ruang untuk hidup sehat, menjaga lingkungan, dan memberdayakan masyarakat," tambahnya.
Festival ini diisi beragam kegiatan, mulai dari seni budaya, wisata petualangan, hingga sport tourism seperti prosesi penyatuan tujuh mata air dan lomba perahu naga, yang bertujuan mengenalkan kekayaan budaya dan tradisi lokal.
2. Peran Strategis Paiton Energy dalam Sinergi Pentahelix
Kesuksesan pengembangan ekowisata ini diperkuat dengan sinergi multipihak, termasuk dukungan vital dari sektor swasta. PT Paiton Energy – POMI hadir sebagai mitra strategis yang mendukung pembangunan infrastruktur ramah lingkungan. Perusahaan meyakini bahwa pengembangan ekowisata yang berakar pada potensi lokal dapat menjadi penggerak ekonomi baru bagi masyarakat Probolinggo, sekaligus sejalan dengan komitmen CSR-nya.
Bentuk dukungan utama dari Paiton Energy – POMI adalah penyediaan material bangunan berupa eco paving block yang diproduksi dari FABA (Fly Ash and Bottom Ash), abu sisa pembakaran batu bara yang telah dikategorikan sebagai limbah Non B3 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021.
Paiton Energy – POMI mendistribusikan lebih dari 160.000 unit eco paving block FABA dari total 350.000 unit, mencakup area seluas 8.140 m², serta menyumbang 600 ton material FABA untuk alas dan jalan akses menuju area festival. Material ini digunakan di sejumlah desa sekitar danau, termasuk Segaran, Tlogoargo, Andungsari, dan Ranuagung.
Fazil Erwin Alfitri, President Director PT Paiton Energy, menjelaskan bahwa dukungan ini adalah wujud aksi nyata perusahaan. "Pemanfaatan FABA sebagai material pembangunan infrastruktur bukan sekadar inovasi pengelolaan limbah, tapi wujud aksi nyata mendukung pembangunan berkelanjutan untuk memperkuat masa depan Indonesia," tegasnya.
Selain memperkuat infrastruktur, eco paving block FABA dari Paiton Energy – POMI telah teruji mutunya di Laboratorium ITS Surabaya dengan kelas mutu K300 ke atas, memenuhi standar kualitas konstruksi. Lebih jauh, pemanfaatan limbah ini membuka peluang ekonomi sirkular dan mendorong produksi produk unggulan desa, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Secara keseluruhan, kontribusi Paiton Energy – POMI pada Festival 7 Ranu merupakan bentuk nyata sinergi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dukungan tersebut tidak hanya membantu kesiapan kawasan wisata, tetapi juga menjadi contoh penerapan prinsip green industry yang mampu memberi manfaat langsung bagi masyarakat, selaras dengan komitmen perusahaan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
(Khafid Mardiyansyah)