Kelima unsur tersebut merupakan refleksi dari keharmonisan antara tubuh, jiwa, dan alam semesta, yang menjadi inti dari budaya Jawa dan sekaligus mencerminkan prinsip hidup bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kearifan lokal.
Menbud Fadli dalam sambutannya menyampaikan Tari Bedhaya merupakan tarian yang sangat penting, penuh dengan makna filosofis. Dirinya mengutip Jaya Suprana yang mengatakan bahwa ini adalah sebuah perayaan dari jiwa spiritual dan sarat dengan makna, etika, estetika, dan juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Menurutnya, Tari Bedhaya memiliki riwayat sangat panjang. Terlebih sekarang telah ada upaya untuk menyelenggarakan Festival Bedhaya yang ditambah dengan pengembangan kreasi baru, tentu juga merupakan bagian dari upaya pelestarian.
"Upaya pelestarian tidak cukup hanya melestarikan yang lama saja, tetapi juga harus ada inovasi-inovasi baru, kreasi baru, adaptasi baru. Di situlah salah satu bentuk pengembangan budaya," katanya.
"Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung, juga bersama komunitas Bedhaya, ke depan apa yang bisa kita lakukan lebih besar lagi, dan bagaimana supaya festival ini bisa sustainable, bisa berlanjut terus, dan bisa semakin memajukan budaya Indonesia, khususnya di bidang tari klasik maupun tari yang mendapatkan sentuhan kreasi," tutur Menbud.