Dia menyebut, dalam beberapa tahun terakhir sekitar 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri, dan menghabiskan dana rata-rata senilai Rp150 triliun per tahun.
"Bila Pak Presiden berkenan, konsep KEK wilayah seperti ini dapat kami lakukan di beberapa wilayah lain di Indonesia untuk meningkatkan persaingan di mancanegara," kata Erick.
Sejalan dengan diresmikannya KEK Sanur, Erick optimistis mampu menjadi alat untuk menarik devisa yang selama ini banyak beredar di luar negeri.
Erick menambahkan, pengembangan KEK Sanur juga dilandasi oleh besarnya kebutuhan medis tersebut. Dalam proyek ini, Kementerian Kesehatan melibatkan sejumlah instansi negara lainnya.
Di antaranya Kemenko Perekonomian dalam hal perizinan, Kementerian Kesehatan dalam hal perizinan dokter dan alat medis, Kementerian Pariwisata yang membantu pengembangan turisme, serta Kementerian Investasi dan Danantara yang fokus pada operasional dan investasi berkelanjutan.
"Kami Kementerian BUMN fokus pengawasan dan penugasan. Ini tidak lain merupakan hasil kerja sama dari Kabinet Merah Putih," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)