JAKARTA - Tahi lalat sering kali dianggap sebagai bagian alami dari tubuh. Bahkan, ada yang menganggapnya sebagai pemanis penampilan.
Siapa sangka, tahi lalat yang tampak biasa ternyata bisa menjadi tanda awal kanker kulit. Salah satunya melanoma, jenis kanker kulit paling mematikan.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa perubahan kecil pada tahi lalat bisa jadi sinyal bahaya yang patut diwaspadai.
Melansir dari postingan akun Instagram @expertcare.id, melanoma dapat berkembang secara diam-diam dan menyebar cepat ke bagian tubuh lain. Jika tidak terdeteksi sejak awal, kondisi ini bisa berakibat fatal.
Untuk itu, para ahli dermatologi di seluruh dunia merekomendasikan metode “ABCDE” sebagai panduan sederhana dalam mengenali tanda-tanda awal kanker kulit yang muncul pada tahi lalat atau bercak kulit.
Berdasarkan panduan dari American Academy of Dermatology Association (2024) dan National Cancer Institute (2024), aturan “ABCDE” mencakup lima indikator penting yang bisa dikenali tanpa alat medis:
Jika satu sisi tahi lalat tidak serupa dengan sisi lainnya, maka bentuknya tergolong asimetris dan patut dicurigai. Normalnya, tahi lalat berbentuk simetris.
Tahi lalat yang sehat memiliki batas yang tegas dan rata. Namun, jika tepinya tampak bergerigi, kabur, atau tidak rata, bisa jadi ini gejala awal melanoma.
Warna tahi lalat yang mencurigakan biasanya tidak merata. Bisa muncul dalam kombinasi warna seperti coklat tua, hitam, merah, putih, bahkan biru dalam satu lesi.
Tahi lalat dengan ukuran lebih besar dari 6 milimeter, atau seukuran penghapus pada ujung pensil. Sebaiknya diperiksakan, apalagi jika sebelumnya berukuran lebih kecil.
Perubahan ukuran, bentuk, warna, serta gejala tambahan seperti gatal, nyeri, berdarah, atau menjadi luka yang tidak sembuh-sembuh, menjadi tanda paling kuat dari potensi kanker kulit.
Tidak semua tahi lalat berarti kanker. Namun, waspada sejak dini dapat menyelamatkan nyawa.
Menurut data dari Skin Cancer Foundation (2024), deteksi dini melanoma meningkatkan angka kelangsungan hidup hingga 99 persen. Sayangnya, banyak pasien datang ke dokter ketika kondisinya sudah lanjut.
Punya riwayat keluarga dengan kanker kulit
Berkulit cerah, terutama dengan rambut pirang atau merah
Sering terpapar sinar matahari tanpa perlindungan
Memiliki banyak tahi lalat (lebih dari 50)
Menggunakan tanning bed
Memiliki sistem imun lemah
Gunakan tabir surya SPF 30 atau lebih setiap hari
Hindari paparan sinar UV langsung pada jam 10.00–16.00
Kenakan pakaian pelindung saat beraktivitas di luar
Lakukan pemeriksaan mandiri kulit tiap bulan
Kunjungi dermatolog setahun sekali, terutama jika punya faktor risiko
Bentuknya berubah drastis dalam waktu singkat
Berubah warna atau permukaannya tidak rata
Menjadi gatal, berdarah, atau nyeri
Muncul setelah usia dewasa
Menurut Duarte et al. (2021) dalam European Journal of Dermatology, pemeriksaan dengan pendekatan ABCDE terbukti meningkatkan deteksi dini melanoma secara signifikan.
Kulit adalah organ terbesar tubuh kita dan sering kali memberikan peringatan pertama atas kondisi yang lebih serius. Maka dari itu, jangan remehkan perubahan kecil pada tahi lalat atau bercak kulit. Jika terlihat mencurigakan, segera periksa ke dokter spesialis kulit.
(Kemas Irawan Nurrachman)