SPECIAL REPORT: Benarkah Intermitten Fasting Efektif untuk Turunkan Berat Badan?

Kemas Irawan Nurrachman, Jurnalis
Minggu 24 November 2024 16:39 WIB
SPECIAL REPORT Benarkah Intermitten Fasting Efektif untuk Turunkan Berat Badan
Share :

Intermittent fasting menjadi populer karena diklaim efektif menurunkan berat badan benarkah? Beberapa artis mengaku sudah menjalani diet tersebut dan terbukti dapat menurut berat badan.

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita memahami apa itu intermitten fasting yang kini menjadi perbincangan.

SPECIAL REPORT: Benarkah Intermitten Fasting Efektif untuk Turunkan Berat Badan?

Apa itu Intermittent fasting

Intermittent fasting adalah bentuk pola makan yang bersiklus antara periode tidak makan atau puasa dan makan. Teknik diet ini tidak fokus pada makanan apa yang harus dimakan. Tapi lebih kepada kapan waktu yang tepat untuk memakannya.

Dikutip dari Healthline, ada beberapa metode puasa intermiten yang umum dilakukan orang:

Pertama, puasa 16 jam setiap hari. Jadi Anda membatasi waktu makan harian hingga 8 jam. Misalnya, waktu makan di antara jam 13.00–21.00. Di luar jam tersebut Anda tidak boleh makan apapun.

Kedua, puasa selama 24 jam, dua kali seminggu. Misalnya, Anda tidak makan dari makan malam satu hari sampai makan malam keesokan harinya.

 

Kesalahan dalam menerapkan intermitten fasting?

Meski memiliki manfaat yang besar, namun metode ini dapat dianggap mengagalkan skema untuk menurutkan berat badan. Ada sejumla faktor yang membuat gagalnya penggunaan metode intermitten fasting.

Melansir dari Times of India, berikut ini merupakan beberapa faktor penyebab gagalnya intermittent fasting:

1. Terlalu Banyak Makan

Setelah berkomitmen dan telah memilih metode puasa, Anda harus mengikuti aturannya. Berpuasa selama 24 jam atau 16 jam, tidak berarti Anda dapat mengonsumsi makanan secara berlebihan selama jeda waktu makan. 

2. Tidak Mengonsumsi Nutrisi yang Cukup

Salah satu kelemahan dari IF adalah hanya berfokus pada waktu makan dan terkesan mengabaikan apa yang harus dimakan. Perlu diingat bahwa walaupun telah melakukan puasa selama berjam-jam, sebaiknya Anda hanya mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah kalori selama waktu makan untuk hasil yang optimal.

3. Salah Metode

Pada dasarnya, intermittent fasting adalah sebuah siklus antara periode puasa dan makan. Ini berarti bahwa puasa intermiten membatasi asupan makanan seseorang ke jendela waktu yang lebih pendek untuk mengurangi konsumsi kalori berlebih. 

Terdapat banyak metode IF, yang populer di antaranya adalah metode 16:8, Eat-Stop-Eat, dan juga 5:2. Memilih metode IF yang tepat sangat krusial karena apabila salah pilih, Anda mungkin akan makan lebih banyak kalori dari biasanya dan malah menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat.

4. Tidak Sabar

Ketika seseorang melakukan intermittent fasting, satu kesalahan yang paling umum dilakukan adalah dengan langsung memilih jeda puasa yang lama dengan harapan berat badan akan cepat turun. Padahal seharusnya pemula memulai perlahan dan tidak langsung melompat ke puasa 24 jam. Karena apabila langsung all in pada percobaan pertama, Anda mungkin akan menjadi tidak konsisten.

 

Apa perbedaan diet intermitten fasting dengan puasa?

Secara prinsip apa yang dilakukan puasa dengan intermitten fasting sangat mirip. Meski demikian, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari sisi spiritual.

Melansir dari video youtube dr. Zaidul Akbar, @ dr. Zaidul Akbar Official, dia menjelaskan bahwa intermittent fasting dan puasa merupakan dua hal yang berbeda.

“Intermittent fasting yang kita tahu bukan bagian dari syariat agama. Syariat agama kita ya puasa. Apakah mirip? Mirip. Cuma kan kalau puasa ada niat. Kalau intermittent fasting kan gak ada niat yang berkaitan dengan ibadah atau amal," tuturnya.

Titik perbedaan intermittent fasting dan berpuasa ada pada niatnya. Karena pada puasa yang dilaksanakan oleh umat Muslim, wajib dilakukan niat puasa untuk beribadah. Meski kemudian pada pelaksanaannya baik intermittent fasting dan puasa sama.

Jika menggunakan metode puasa, maka orang Islam akan mendapat dua manfaat. Manfaat berpuasa dan mafaat pahala dari puasa itu sendiri.

Oleh karenanya, dr. Zaidul Akbar menganjurkan untuk menggunakan metode puasa yang dinilai mendapatkan dua manfaat.

(Kemas Irawan Nurrachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya