"Saya pilih olahraga sepeda, bahkan saya sampai gowes bolak-balik dari Jakarta ke Jogja. Dari situ saya merasa banyak sekali perubahan, khususnya lebih mengenal diri sendiri," ujarnya.
"Tapi di Jakarta itu, kalau orang naik motor ngeliat yang naik sepeda itu bawannya mulai kesel. Akhirnya saya memutuskan untuk convert ke lari. Tapi saya sudah pernah ditabrak empat kali," ungkapnya.
Selain bersepeda dan lari, dokter Tirta juga rutin latihan angkat beban untuk meningkatkan kesehatan jantung. Kini, olahraga menjadi candu baginya karena sudah menjadi bagian dari gaya hidupnya yang tak terpisahkan.
(Kemas Irawan Nurrachman)