Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Bisa Jaga Kesehatan Jantung, Ini Penjelasannya!

Karin Atya Rachmadhanti, Jurnalis
Selasa 17 September 2024 21:50 WIB
Tidur di akhir pekan bisa jaga kesehatan jantung. (Foto: Freepik.com)
Share :

BANYAK masyarakat menjalani minggu yang sibuk dengan jadwal yang padat, mulai dari pekerjaan, hingga olahraga. Semua ini bisa membuat seseorang kekurangan tidur di malam hari. Namun, salah satu penelitian baru menunjukkan bahwa tidur lebih lama di akhir pekan untuk mengganti waktu tidur yang hilang selama hari kerja dapat membantu melindungi kesehatan jantung.

Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan European Society of Cardiology bulan ini, menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih lama di akhir pekan memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah hingga 20 persen. Studi ini menemukan bahwa tidur tambahan di akhir pekan dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, terutama bagi mereka yang sering kurang tidur di hari kerja.

Menurut Yanjun Song, salah satu penulis studi dari Fuwai Hospital di Beijing, tidur kompensasi atau tidur tambahan yang cukup di akhir pekan terkait dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.

"Hubungan ini lebih kuat pada individu yang secara teratur mengalami kurang tidur di hari kerja," ujar Yanjun.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tidur tambahan dapat mengurangi efek dari kurang tidur, seperti masalah obesitas, tekanan darah tinggi, depresi, dan risiko stroke. Namun, hingga saat ini masih kurang penelitian tentang bagaimana hal ini mempengaruhi kesehatan jantung.

Melansir dari Scmp, Selasa (17/09/20224) penelitian ini menggunakan data dari 90.903 orang dewasa yang ikut serta dalam proyek ‘UK Biobank’, yang mencatat gaya hidup setengah juta orang. Para peneliti mengamati data selama 14 tahun dan menemukan bahwa orang yang tidur lebih lama di akhir pekan, terdapat 19 persen lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidur lebih sedikit.

Selain itu, penelitian ini juga meneliti kelompok orang yang kekurangan tidur harian, didefinisikan sebagai tidur kurang dari tujuh jam setiap malam. Di antara mereka, orang yang tidur lebih lama di akhir pekan memiliki risiko penyakit jantung 20 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidur lebih sedikit. Tidak ada perbedaan hasil antara pria dan wanita dalam studi ini.

“Bagi banyak orang di masyarakat modern yang menderita kurang tidur, tidur lebih lama di akhir pekan bisa membantu mengurangi tingkat penyakit jantung secara signifikan," tulis Zechen Liu seorang ahli laboratorium.

Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Aboubakari Nambiema dari French National Institute of Health and Medical Research di Paris, menunjukkan bahwa 90 persen orang tidak mendapatkan tidur yang cukup secara rutin. Penelitian ini menyatakan bahwa tujuh dari sepuluh kondisi kardiovaskular bisa dicegah, jika tidur selama tujuh hingga delapan jam setiap malam.

“Pentingnya kualitas dan jumlah tidur untuk kesehatan jantung harus diajarkan sejak dini ketika kebiasaan sehat mulai terbentuk,” kata Aboubakari.

“Mengurangi kebisingan di malam hari, dan mengelola stres di tempat kerja dapat membantu memperbaiki kualitas tidur,” katanya.

Penelitian ini melibatkan 7.200 orang berusia 50-75 tahun yang tidak memiliki tanda-tanda penyakit jantung. Selama 10 tahun, para peneliti memantau kejadian penyakit jantung dan stroke pada peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa jika semua peserta tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam, 72 persen kasus baru penyakit jantung dan stroke bisa dicegah setiap tahun.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidur terlalu banyak juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Sebuah analisis tahun 2018 terhadap satu juta orang dewasa menunjukkan bahwa tidur yang terlalu singkat atau terlalu panjang meningkatkan risiko penyakit arteri koroner atau stroke.

"Memiliki tidur yang pendek atau tidur terlalu lama sesekali mungkin tidak berdampak buruk bagi kesehatan, tapi bukti menunjukkan bahwa kurang tidur malan yang berkepanjangan atau tidur berlebihan sebaiknya dihindari," kata Epameinondas Fountas penulis studi dari Onassis Cardiac Surgery Centre di Athena, Yunani.

(Leonardus Selwyn)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya