SUSU ikan masih ramai diperbincangkan hingga saat ini. Seperti diketahui, susu ikan menjadi salah satu terobosan dalam program makan bergizi gratis pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Sayangnya, masyarakat belakangan masih banyak yang salah kaprah soal pemahanan dari susu ikan itu sendiri. Kebanyakan menganggap, susu ikan sama seperti susu sapi. Padahal, menurut Ketua Komite Advokasi Percepatan Penurunan Stunting PB IDI sekaligus Guru Besar Gizi Klinik Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. dr. Agussalim Bukhari, istilah susu ikan sebenarnya kurang tepat.
Sebab Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menyebut, susu sendiri yakni dihasilkan dari kelenjar susu. Sementara, seperti diketahui, kebanyakan ikan tidak memiliki kelenjar susu, kecuali ikan paus dan lumba-lumba yang masuk dalam kategori mamalia. Alih-alih menyebutnya susu ikan, Prof. Agussalim menyebut, sebenarnya lebih tepat disebut sari atau ekstrak ikan.
“Secara terminologi kan saya kira kurang tepat kan. Lebih tepatnya dikatakan sari ikan ya. Karena menurut WHO yang disebut susu itu berasal dari kelenjar susu. Meskipun saya tambahkan ya, kan ada ikan juga sebenarnya yang mamalia, ada susunya. Ikan paus dan lumba-lumba,” ujar Prof. Agussalim, dalam media briefing IDI, secara daring, Jumat, (13/9/2024).
Meski begitu, dia menyebut, salah kaprah soal terminologi susu ikan ini sebenarnya tak perlu diperdebatkan. Hanya saja, dia ingin mengedukasi masyarakat tentang makna susu ikan itu sendiri.
“Bukan kita ingin berbicara persepsi masyarakat yang dianggap susu ikan itu mungkin berpikir mungkin ini aduh ada susunya berasal dari ikan, saya katakan bukan begitu. Nah kalau kita sudah jelaskan ini saya pikir nggak usah terlalu dipermasalahkan masalah terminologinya,” katanya.
“Kalau mau pakai istilah yang benar, ya mungkin sari protein ikan, ekstrak ikan, silahkan. Tapi kan nggak usah diributkan hal-hal yang tidak substantif seperti itu,” tuturnya.
Menurutnya, yang paling terpenting adalah masyarakat juga perlu mengetahui pentingnya susu ikan sebagai alternatif ikan itu sendiri, tentunya dengan memperhatikan pengolahannya agar kandungan gizinya tetap sama.
“Yang substantif adalah apakah itu bisa menajdi alternatif, apakah pengolahannya bisa bagus, kemudian tersedia, lebih murah, apalagi kalau gratis, saya kira itu menjadi alternatif yang bagus,” katanya.
Sebagai informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga sempat menyebutkan susu ikan merupakan minuman protein salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu.