Schindler juga mencatat bahwa salah satu protein neurofilament light yang terbukti efektif dalam memprediksi demensia, sudah digunakan di klinik untuk mendiagnosis dan memantau kondisi lain seperti multiple sclerosis.
“Bahwa penelitian ini tidak memasukkan tes darah yang sudah tersedia untuk Alzheimer, yang mungkin bahkan lebih akurat dalam memprediksi perkembangan demensia,” katanya.
Tes darah seperti ini sudah mulai digunakan untuk mengidentifikasi peserta uji klinis bagi pengobatan pasien dengan penyakit tahap awal, atau bahkan yang belum menunjukkan gejala. Seperti penggunaan obat Leqembi dari Eisai dan Biogen, yang baru-baru ini mendapatkan persetujuan di Amerika Serikat, Jepang, dan China.
(Leonardus Selwyn)