“Sosok-sosok setan bersayap dikenal dalam seni Neo-Asyur pada abad ke-9 hingga ke-7 SM, dan dianggap sebagai sejenis setan pelindung,” kata Vukosavovic.
Dalam kasus ini, segel tersebut mungkin digunakan untuk melambangkan otoritas pemiliknya. Para arkeolog berpendapat bahwa liontin itu awalnya dimiliki oleh seorang pria bernama Hoshʼayahu yang disebutkan di atas dalam pemerintahan Kerajaan Yehuda.
Tulisan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan menulis lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya.
“Bertentangan dengan apa yang mungkin dipikirkan secara umum, tampaknya literasi pada periode ini bukan hanya milik kaum elite masyarakat. Orang-orang tahu cara membaca dan menulis, setidaknya pada tingkat dasar, untuk kebutuhan perdagangan," tutupnya.
(Rizka Diputra)