Cara Mengobati Mpox, Sudah Ada Vaksinnya?

Rizky Bani Yusna, Jurnalis
Jum'at 30 Agustus 2024 11:00 WIB
Cara mengobati Mpox. (Foto: Freepik.com)
Share :

DALAM beberapa tahun terakhir, dunia kesehatan dihadapkan dengan peningkatan kasus Mpox atau yang dikenal juga sebagai monkeypox.

Seperti diketahui Mpox adalah nama lain dari monkey pox atau cacar monyet. Dunia internasional sudah mengubah istilah monkey pox menjadi Mpox karena kasus-kasus ini tidak selalu berhubungan dengan monyet.

Penyakit ini menyita perhatian global karena gejalanya yang mirip dengan cacar, namun dengan karakteristik yang berbeda. Seiring dengan meningkatnya kasus, muncul berbagai pertanyaan mengenai vaksinasi dan pengobatan untuk Mpox. Lantas bagaimana cara mengobati Mpox?

Pengobatan untuk Pasien Mpox

Berdasarkan rangkuman dari laman resmi Kemenkes, Jumat (30/8/2024) selain upaya pencegahan melalui vaksin, pengobatan untuk pasien Mpox juga telah tersedia. Saat ini, terapi suportif dan simtomatik menjadi langkah utama dalam menangani gejala yang muncul, seperti demam, ruam, dan kelelahan.

Selain itu, antivirus khusus yang dapat melawan monkeypox juga sudah mulai digunakan, namun harus diberikan berdasarkan rekomendasi ahli. Penting bagi pasien Mpox untuk mengikuti arahan dari tenaga medis. Gejala Mpox umumnya dapat sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Pasien dianjurkan untuk menjaga pola makan yang baik, cukup minum, dan beristirahat yang cukup untuk mempercepat pemulihan.

Tips Perawatan Ruam dan Isolasi

Salah satu gejala yang paling mencolok dari Mpox adalah munculnya ruam pada kulit. Untuk mencegah komplikasi, pasien disarankan untuk tidak menggaruk ruam mereka. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menyentuh lesi sangat dianjurkan agar infeksi sekunder tidak terjadi.

Menjaga area yang terkena tetap kering dan terbuka juga penting, kecuali saat pasien harus berinteraksi dengan orang lain, di mana ruam tersebut sebaiknya ditutupi dengan pakaian atau perban. Selain perawatan fisik, menjaga kesehatan mental juga tidak kalah pentingnya. Isolasi yang harus dijalani pasien seringkali membuat mereka merasa terisolasi dari lingkungan sosial.

Oleh karena itu, menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat melalui teknologi, melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan berolahraga ringan jika memungkinkan, dapat membantu menjaga keseimbangan mental.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya