Morisaka menjelaskan bahwa analisis terhadap luka dan bekas gigitan para korban menunjukkan bahwa itu adalah lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik jantan, lapor Sanook. Perilaku khas spesies lumba-lumba ini adalah menggigit untuk meniru perilaku seksual dan berkomunikasi.
"Dengan kata lain, lumba-lumba ini mungkin berusaha melepaskan ketegangan seksual, sehingga menyebabkannya menyerang setiap manusia yang ditemuinya, sehingga mengakibatkan banyak kasus pelecehan seksual dan cedera di kalangan wisatawan," terang Profesor Morisaka.
Perilaku agresif lumba-lumba ini kata dia, menandakan hewan kesepian itu semakin terbiasa dengan manusia, sehingga berani melakukan penyerangan secara lebih terang-terangan. Situasi ini sangat berbahaya.
“Jika seseorang bertemu lumba-lumba saat berenang di pantai, mereka harus segera memperingatkan orang-orang di sekitar mereka dan menyarankan semua orang untuk menjauhi lumba-lumba tersebut sejauh mungkin," tandasnya.
(Rizka Diputra)