10 Kota dengan Tingkat Polusi Tertinggi di Dunia 2024, Jakarta Nomor Berapa?

Nabila Febriyanti R, Jurnalis
Kamis 29 Agustus 2024 09:16 WIB
Kinshasa
Share :

10 KOTA dengan tingkat polusi tertinggi di dunia 2024 berikut ini disarankan untuk dihindari. Lingkungan yang kotor bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor lingkungan dan faktor alam. 

Namun untuk menjaga agar lingkungan bebas tidak tercemar harus snagat memperhatikan pola kehidupan masyarakat itu sendiri. 

Beberapa warga di berbagai negara memiliki kebiasaan hidupnya masing-masing, entah kebiasaan buruk atau kebiasaan bagus. Dalam kurun beberapa tahun terakhir, merupakan waktu di mana polusi mudah tercemar dan menyebabkan berbagai penyakit. 

Berbagai kota saat ini kian sengit memerangi polusi udara, air, dan tanah yang parah, yang menimbulkan risiko kesehatan signifikan bagi penduduknya serta menyoroti tantangan lingkungan yang lebih luas. 

Adapun faktor yang berkontribusi terhadap buruknya kualitas lingkungan ialah emisi industri, polusi kendaraan, sistem pengelolaan limbah yang tidak memadai, dan dalam beberapa kasus, faktor alam seperti badai debu. 

Terdapat 10 kota dengan tingkat pencemaran udara tertinggi dunia. Pemeringkatan yang dikeluarkan pada Juli lalu ini mengacu pada data PM2,5 yang dihimpun oleh stasiun pemantauan kualitas udara di permukaan tanah, negara-negara telah diberi peringkat dan diberi skor Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI). 

Adapun laporan kualitas udara dunia mencakup data di 7.812 lokasi dari 134 negara, wilayah, dan wilayah yang mengidentifikasi tren yang mengkhawatirkan pada tahun 2023–2024. Berikut 10 kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia sebagaimana mengutip laman Times of India.

10 kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia 2024


1. Kinshasa, Republik Demokratik Kongo 
Kinshasa menduduki peringkat sebagai kota paling tercemar pada tahun 2024. AQI sebesar 169 masuk dalam kategori tidak sehat, yang menunjukkan bahwa setiap orang mungkin mulai mengalami dampak kesehatan. 

Faktor yang menyebabkan tingkat polusi yang meninggi ini ialah urbanisasi yang cepat, emisi lalu lintas yang padat, dan aktivitas industri. Infrastruktur kota berjuang untuk mengimbangi pertumbuhan populasinya, yang menyebabkan pengelolaan limbah yang buruk dan peningkatan emisi dari pembakaran limbah. 

2. Beijing, China
Beijing menjadi kota berikutnya sebagai kota terkotor di dunia. AQI sebesar 160 juga diklasifikasikan sebagai tidak sehat. Polusi di Beijing sebagian besar disebabkan oleh emisi industri, asap kendaraan, dan debu konstruksi. 

Meskipun pemerintah berupaya mengurangi polusi melalui peraturan yang lebih ketat dan mempromosikan teknologi hijau, volume aktivitas ekonomi dan ketergantungan pada batu bara untuk energi masih berkontribusi signifikan terhadap kualitas udara yang buruk. 

3. Lahore, Pakistan
Berikutnya ada Lahore, dengan AQI sebesar 159 menempatkannya dengan kuat pada kisaran tidak sehat. Kualitas udara kota terganggu karena adanya kombinasi emisi kendaraan, pembuangan industri, dan pembakaran residu pertanian. 
Kabut asap musiman, yang sering diperburuk oleh pembalikan suhu dan pola angin, semakin memperburuk kualitas udara, yang memengaruhi jutaan penduduk. 

4. New York, Amerika Serikat 
Kota New York memiliki AQI sebesar 152, yang menunjukkan kualitas udara juga tidak sehat. Sumber utama polusinya disebabkan oleh emisi kendaraan, aktivitas industri, dan debu konstruksi. 

Meskipun kota tersebut telah menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas udara, seperti mempromosikan transportasi umum dan ruang terbuka hijau, kepadatan penduduk yang tinggi dan proyek konstruksi yang sedang berlangsung berkontribusi terhadap polusi yang terus-menerus. 

 

5. Jakarta, Indonesia 
AQI Jakarta sebesar 137 termasuk dalam kategori 'tidak sehat untuk kelompok sensitif'. Sumber polusi utamanya meliputi emisi lalu lintas, aktivitas industri, dan pembakaran sampah rumah tangga. 

Letak geografis kota dan iklim tropis sering kali menjebak polutan, yang menyebabkan kualitas udara yang buruk. Upaya untuk mengatasi polusi meliputi peningkatan transportasi umum dan penerapan standar emisi yang lebih ketat. 

6. Delhi, India 
Delhi, dengan AQI 133, juga masuk dalam kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. Kota ini terkenal dengan polusi udaranya yang parah, disebabkan oleh emisi kendaraan, hasil industri, dan pembakaran lahan pertanian di negara bagian tetangga. 

Faktor musiman, seperti kembang api Diwali dan kabut asap musim dingin, semakin memperburuk situasi. Langkah pemerintah termasuk melarang kendaraan tertentu, mempromosikan mobil listrik, dan meningkatkan tutupan hijau. 

7. Sao Paulo, Brasil 
AQI Sao Paulo sebesar 128 diklasifikasikan sebagai tidak sehat untuk kelompok sensitif. Polusi udara kota ini berasal dari emisi kendaraan, aktivitas industri, dan kebakaran hutan di wilayah Amazon. 

Upaya untuk memerangi polusi termasuk meningkatkan transportasi umum, mempromosikan sumber energi yang lebih bersih, dan menerapkan peraturan lingkungan yang lebih ketat. 

 

8. Chicago, Amerika Serikat
Chicago memiliki AQI sebesar 125, yang menunjukkan kualitas udara yang tidak sehat untuk kelompok sensitif. Sumber utama terbentuknya polusi ialah emisi kendaraan, proses industri, dan debu konstruksi. 

Faktor musiman, seperti pembalikan suhu dan pola cuaca akibat efek danau, dapat menjebak polutan di kota. Inisiatif untuk meningkatkan kualitas udara meliputi promosi infrastruktur hijau dan peningkatan transportasi umum. 

9. Kota Ho Chi Minh, Vietnam
AQI Kota Ho Chi Minh sebesar 123 termasuk dalam kisaran tidak sehat untuk kelompok sensitif. Emisi lalu lintas, aktivitas industri, dan debu konstruksi, merupakan faktor tercemarnya udara di kota ini. 

Urbanisasi kota yang cepat dan kurangnya peraturan lingkungan yang ketat memperburuk masalah ini. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi polusi meliputi perluasan transportasi umum dan peningkatan pengelolaan limbah. 

10. Santiago, Chile
AQI Santiago sebesar 114 juga tidak sehat untuk kelompok sensitif. Polusi udara di kota ini disebabkan oleh emisi kendaraan, hasil industri, dan pembakaran kayu untuk perumahan. 

Letak geografis Santiago yang dikelilingi oleh pegunungan, sering kali menjebak polutan dan menyebabkan kualitas udara yang buruk. Upaya untuk meningkatkan kualitas udara meliputi promosi transportasi umum, pengaturan emisi industri, dan dorongan penggunaan sumber energi yang lebih bersih. 

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya