MEDIA sosial mendadak viral dengan banyaknya pasien anak-anak yang melakukan cuci darah di Rumah Sakit Dokter Cipto Mangunkusumo. Video tersebut dibagikan oleh akun X @kegblgnunfaedah.
"Asli syok, di RSCM banyak bocil-bocil. Kirain berobat apaan, ternyata pada cuci darah," tulis unggahan tersebut.
Hal itu dibenarkan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan, Prof Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) bahwa memang banyak pasien anak-anak yang cuci darah di RSCM.
“Bocil gagal ginjal kronik ini memang ada masakah di ginjal. Anak kecil bisa sakit ginjal sudah dilakukan cuci darah, dan di RSCM melakukan layanan tersebut,” ujar Prof Rini.
Menanggapi tren cuci darah yang meningkat di kalangan anak-anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) buka suara. Ketua Umum PP IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menjelaskan kasus diabetes pada anak meningkat hingga 80 persen yang diikuti dengan obesitas.
“Ini salah satu penyakit yang disebut new lifestyle dieses, penyakit karena gaya hidup baru. Dan saya pikir ini perlu jadi concern semua supaya anak-anak kita tetap dikawal untuk gaya hidupnya sehat,” ucap dr Piprim.
Menurut survey yang dilakukan oleh IDAI, ditemukan anak-anak remaja usia 12-18 tahun berisiko mengalami kerusakan ginjal.
“Satu dari lima anak remaja itu dicek urinnya, ternyata terdapat hematuria dan proteinuria. Jadi ada darah dan protein dalam urine. Ini salah satu indikator awal kerusakan ginjal. Ini menunjukkan gaya hidup anak-anak kita usia 12-18 tahun ini sangat memprihatinkan,” tuturnya.
Dokter Piprim menyebut penyebab terjadinya gagal ginjal pada anak karena gaya hidup yang tidak sehat. Mulai dari pola makan, pola gerak, pola tidur, dan semua sangat berkaitan.
“Saya kira ayo lakukan upaya promotif dan preventif untuk memeprbaiki gaya hidup yang lebih sehat,” ujar dr Piprim.
(Leonardus Selwyn)