Dengan begitu, menurut dr Dicky, pemerintah perlu melibatkan bukan hanya regulasi ketat terkait rokok, tapi juga soal sanksi. Pemerintah juga perlu melibatkan pihak sekolah, orangtua, dan komunitas dalam upaya pencegahan masalah kecanduan rokok ini.
"Sekali lagi, kecanduan rokok pada usia muda itu akan sangat berdampak jangka panjang. Jadi, semakin dini orang merokok, maka semakin besar kemungkinan jadi perokok berat di masa depan dan kalau itu sudah terjadi, mereka susah untuk berhenti," kata dr Dicky.
"Strategi ini yang kemudian dipakai oleh pabrik rokok. Makanya sekarang banyak produsen rokok yang menyasar kelompok muda. Kondisi itu yang menempatkan Indonesia sebagai negara paling besar perokok, angkanya di atas 50 persen. Ini sangat bahaya dan merugikan," tuturnya.
(Leonardus Selwyn)