Sementara, Christina Toh, selaku pimpinan Asosiasi Hotel Malaysia mengatakan, pemain kecil mungkin lebih rentan terhadap penipuan karena jaringan internasional yang besar memiliki sistem dukungan teknologi dan keamanan siber untuk menangani tantangan ini.
“Meski demikian, perusahaan-perusahaan ini biasanya memiliki mekanisme untuk mendeteksi dan mencegah insiden tersebut, termasuk bekerja sama dengan penyedia sistem mereka,” katanya, seraya menambahkan: “Hotel biasanya bekerja sama dengan platform seperti Booking.com untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut.
“Itulah mengapa pelatihan dan pendidikan yang sering dilakukan kepada staf hotel tentang tanda-tanda penipuan adalah praktik rutin untuk memperkuat pertahanan.” ujar Christina.
Wisatawan juga perlu diberikan edukasi mengenai potensi penipuan AI dan diajarkan cara verifikasi keaslian komunikasi.
(Rizka Diputra)