Duh! Polusi Udara Ternyata Bisa Ganggu Kesehatan Mental

Pradita Ananda, Jurnalis
Senin 01 Juli 2024 15:09 WIB
Polusi Udara Bisa Ganggu Kesehatan Mental, (Foto: Freepik)
Share :

BAHAYA polusi udara nyatanya jangan dianggap remeh, sebab tidak hanya mengganggu kesehatan fisik, tetapi juga berdampak ke kesehatan mental.

Hal ini patut menjadi perhatian setiap orang, apalagi kini polusi udara di area Jabodetabek kembali memburuk. Pada 1 Juli 2024 pukul 08.00 WIB, IQAir mencatat Jakarta berada di peringkat empat kota paling berpolusi di dunia dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 82 μg/m3 (kategori tidak sehat).

Buruknya kualitas udara ini akan berdampak pada kesehatan fisik, terutama terkait dengan pernapasan. Dikutip dari siaran media resmi Halodoc, Senin (1/7/2024)  studi gabungan antara Nafas bersama Halodoc mengungkapkan, ada risiko peningkatan kasus penyakit pernapasan sebesar 34 persen ketika terjadi kenaikan polusi PM2.5 sebesar 10 μg/m3.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa buruknya kualitas udara tidak hanya akan berdampak pada kesehatan fisik, melainkan menganggu kesehatan mental. Merujuk pada studi yang terbit pada PubMed Central, polusi udara berdampak pada berkurangnya tingkat kebahagiaan seseorang loh!

Tak hanya itu, polusi udara juga meningkatkan tingkat gejala depresi. Lebih lanjut, studi yang terbit pada jurnal Environmental Pollution juga mengungkapkan bahwa terdapat relevansi antara peningkatan risiko depresi dengan paparan jangka panjang terhadap PM2.5, yang mana adalah partikel polusi udara terkecil yang berbahaya bagi manusia karena partikel tersebut tak bisa disaring oleh tubuh.

 “Paparan polutan udara secara jangka panjang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, psikosis, dan bahkan demensia,” kata Psikolog Patricia Elfira Vinny, Mitra Psikolog Halodoc.

 

“Selain itu, ada juga indikasi bahwa anak-anak dan remaja yang terpapar polusi udara secara terus menerus pada tahap kritis perkembangan mental mereka, akan lebih berisiko dapa masalah kesehatan mental di masa depan,” jelasnya lagi.

Dilanjut Patricia, risiko yang dijelaskan di atas akan menjadi jauh lebih mungkin dialami oleh masyarakat yang tinggal di kawasan metropolitan seperti Jabodetabek. Hal ini karena penduduk di kota metropolitan cenderung punya kondisi psikososial yang lebih kompleks.

Mengapa demikian? Salah satu faktor paling jelasnya ialah adanya kemacetan yang dialami setiap hari di tengah kualitas udara yang buruk, hingga masalah finansial dan tekanan pekerjaan.

“Ini menjadi faktor pendukung yang membuat masyarakat di wilayah metropolitan yang berpolusi udara tinggi lebih rentan terkena gangguan kesehatan mental,” kata Patricia lagi.

Apabila polusi udara ini berlangsung secara terus menerus, maka jumlah penduduk di Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan mental akan berpotensi terus meningkat. Saat ini, data dari Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa 1 dari 10 orang di Indonesia telah mengalami gangguan kesehatan mental.

 

Sebagai informasi, beberapa gejala awal dari gangguan kesehatan mental, terutama gangguan depresi yang dapat dialami masyarakat, mulai dari  menurunnya kemampuan berkonsentrasi, rasa tidak tenang, ketidakmampuan membuat keputusan, hingga gangguan tidur.

Dalam jangka panjang, gangguan kesehatan mental akibat polusi udara yang tidak tertangani dengan baik juga berpotensi dapat menyebabkan bunuh diri. Studi National Bureau of Economic Research Cambridge mengungkapkan bahwa polusi udara meningkatkan jumlah kematian bunuh diri hingga 0,49 persen pada kasus bunuh diri harian setiap peningkatan 1 g/m3 PM2.5 harian.

Psikolog Patricia juga menekankan pentingnya berkonsultasi dengan psikolog ataupun psikiater ketika merasa mengalami gejala-gejala awal dari gangguan kesehatan mental.

“Untuk menjaga kesehatan mental di tengah kualitas udara yang buruk dan berbagai stressor lainnya, masyarakat diimbau tidak self-diagnose (mendiagnosa diri sendiri) dan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Ini  agar dapat penanganan yang tepat,” pungkas Patricia.

(Rizky Pradita Ananda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya