"SOP-nya, jika terjadi diagnosa kelainan elektrik pada jantung atau gangguan aritmia jantung, pertolongan dalam waktu jeda paling tidak 1 atau 2 menit sangat krusial. Pertolongan di dua menit awal itu akan memperpanjang kemungkinan hidup atlet," tuturnya.
Dokter Tirta juga mengungkap harapannya untuk dilakukan evaluasi dari berbagai pihak terkait agar mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Sebab, kegiatan pertandingan olahraga yang kompetitif beresiko tinggi bagi kondisi kesehatan.
"Harapannya, ada evaluasi menyeluruh baik dari panitia penyelenggara, tim medis, ataupun pihak BWF. Olahraga apapun yang kompetitif, melibatkan adrenalin, dan ada trofinya memang berisiko, terutama bagi jantung," ucapnya.
(Leonardus Selwyn)