Pada kasus alergi susu sapi misalnya, jika orangtua bisa kontrol dengan menjauhi sumber protein susu sapi, maka proses remisi bisa lebih pendek.
"Nah, ASI ini bisa memperpendek masa remisi. Dengan kata lain, jika ASI diberikan secara teratur, kondisi alergi susu sapi si kecil bisa cepat mereda, tidak hilang seluruhnya," ujar Prof Budi.
Bagaimana jika si ibu tidak bisa memberikan ASI karena alasan tertentu?
Maka yang bisa dilakukan, kata Prof Budi, adalah memastikan tetap terpenuhinya nutrisi si kecil dengan sumber lain. Jika si kecil didiagnosis alergi susu sapi derajat ringan hingga sedang, maka ASI bisa diganti dengan protein terhidrolisa ekstensif.
Lalu, kalau derajat keparahan alergi susu sapinya si kecil di level berat, maka asam amino pilihan yang tepat.
"Kalau memang ibu tidak bisa memberikan ASI, masih ada upaya lain yang bisa diberikan ke si kecil agar dia bisa mencapai remisi yang maksimal," katanya.
(Leonardus Selwyn)