Tolak Wacana Kenaikan Pungutan Wisman di Bali, Sandiaga: Tingkatkan Kualitas Pariwisata Dulu!

Wiwie Heriyani, Jurnalis
Jum'at 21 Juni 2024 18:37 WIB
Turis asing tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali (Foto: AP I)
Share :

BELUM lama ini ramai beredar wacana DPRD Bali yang akan menaikkan pungutan bagi wisatawan mancanegara (wisman) menjadi USD50 dari yang sebelumnya hanya USD10. Nominal kenaikan pungutan itu lantas dianggap terlampau tinggi.

Banyak pihak khawatir, rencana kenaikan pungutan ini bisa berdampak terhadap minat kunjungan wisman ke Indonesia yang justru akan terjun bebas. Terkait hal ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno pun turut angkat bicara.

Menurut dia, sebelum memutuskan menaikkan pungutan biaya bagi wisman, perlu dilakukan sejumlah kajian secara data. 

Salah satunya, dengan memertimbangkan langkah-langkah apa saja yang telah dilakukan Indonesia dalam hal pemurnian atau kelestarian kebudayaan serta lingkungan. Selanjutnya, pemerintah bisa menerapkan kebijakan terkait kenaikan biaya pungutan bagi wisman yang berwisata di Indonesia. 

“Pendapat saya dan saya sudah bicara juga dengan rekan-rekan di Kemenparekraf, sebelum kita tingkatkan biayanya alangkah baiknya kita melakukan kajian secara data, apa saja yang sudah dilakukan untuk pemurnian kebudayaan atau kelestarian budaya dan juga menjaga lingkungan seperti penanganan sampah dan sebagainya,” jelas Sandi saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2024).

“Kan itu ide originalnya nanti itu apakah sudah tercapai, dan setelah kajian itu bisa dibuat dan diyakinkan, silakan nanti pemerintahan selanjutnya bisa mengambil kebijakan,” imbuh mantan Wagub DKI Jakarta ini.

Dirinya juga mengingatkan bahwa posisi pariwisata Indonesia sudah masuk dalam 20 besar terbaik di dunia. Karena itu, ia berharap rencana kenaikan tarif pungutan wisman tersebut tidak berdampak buruk terhadap kualitas kunjungan dan pergerakan wisman di Tanah Air. 

 

“Jangan sampai nanti peningkatan kepariwisataan kita ini juga berdampak negatif terhadap kualitas kita, wisatawan kita, kunjungan wisatawan dan pergerakan wisatawan serta imej dan narasi yang dimiliki oleh Bali dan Indonesia,” paparnya.

Ia justru berharap agar tarif USD10 yang diterapkan untuk wisman di Indonesia bisa meyakinkan mereka untuk mendapatkan pengalaman berwisata yang aman dan nyaman. 

Karena itu, pemerintah seharusnya dinilai fokus terhadap peningkatan kualitas pariwisata di Indonesia, dibanding dengan harus ‘mengotak-atik’ kebijakan yang menurutnya masih terlalu dini. 

“Kita harus mampu meyakinkan wisatawan bahwa dengan membayar 10 dolar itu berwisata di Bali dan juga secara keseluruhan di Indonesia itu memberikan pengalaman yang aman, nyaman, menyenangkan, bersih, terus pariwisata berbasis budayanya dijaga,” terang Sandi.

“Dan itu tugas pertama kita sebelum kita mengutak-atik kebijakan yang belum berumur enam bulan, masih sangat baru. Kalau kita ubah-ubah terus kebijakan kita, nanti tingkat kredibilitas Indonesia di mata stakeholders dan dunia akan dipertanyakan,” katanya memungkasi.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya