Hebat! Angka Stunting di Sumedang Berhasil Turun Drastis hingga 14,4 Persen, Ini Rahasianya

Leonardus Selwyn Kangsaputra, Jurnalis
Rabu 12 Juni 2024 16:58 WIB
Kepala Dinas Kesehatan dr. Aceng Solahudin. (Foto: Okezone/ Leonardus Selwyn))
Share :

SUMEDANG menjadi salah satu daerah di Jawa Barat dengan tingkat stunting yang cukup tinggi. Atas dasar itu, Nutrition International bersama Save The Children mencoba memberikan edukasi terkait stunting sejak dini kepada masyarakat melalui program Better Investment for stunting (BISA).

Salah satu caranya dengan pemberian tablet tambah darah (TTD) di MTs Ma'arif Sidaraja, Sumedang, Jawa Barat. Pemberian TTD ini juga berkolaborasi dengan UPTD Puskesmas Paseh. Mereka akan melakukan pengecekan secara berkala kadar hemoglobin (Hb) para siswinya untuk memastikan terbebas dari anemia.

Kepala UPTD Puskemas Paseh, Rini Raniati mengatakan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam program BISA dapat membantu mempercepat penurunan stunting.

"Pencegahan stunting harus dimulai dari hulu, sehingga kami melakukan skrining pada remaja putri. Karena kami melalui dinkes sudah diberikan Hb meter. Tapi karena ada keterbatasan coverage kami tidak bisa mengakomodir siswa satu Paseh," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan, dr. Aceng Solahudin menyambut baik program ini. Dia mengatakan berkat kerja sama yang baik, maka angka stunting di Sumedang berhasil diturunkan dari 23 persen menjadi 14,4 persen.

Selain fokus pada stunting, Dinas Kesehatan juga memperhatikan masala underweight wasting (gizi kurang dan gizi buruk), dan optimalisasi pemberian ASI eksklusif. Kabar baiknya kini tingkat ASI eksklusif di Sumedang sudah mencapai lebih dari 80 persen.

Dokter Aceng mengatakan bahwa Sumedang menjadi salah satu daerah dengan data digital terbaik di Indonesia. Bahkan penerapan data yang telah dilakukan pemerintah daerah Sumedang akan menjadi role model di seluruh Indonesia pada 2025.

"Data yang bagus, dengan metode yang bagus dan telah diverifikasi oleh Presiden Jokowi, maka akan diterapkan di seluruh Indonesia pada 2025 nanti," katanya.

"Hal yang paling penting dan paling susah adalah literasi masyarakat. Sebagus apapun data tapi kalau literasi masyarakat terkait stuntingnya gak bagus maka gak akan bisa berjalan," tuturnya.

Dokter Aceng mengatakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi hal yang paling menentukan selama ini. Menurutnya PHBS di wilayah Sumedang masih kurang baik dan masih jauh dari target yang diharapkan.

"PHBS menjadi hal yang paling menentukan. PHBS kita masih 63 persen masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Dan masalah terbesarnya adalah kebiasaan merokok. Selain itu lingkungan sehat seperti cuci tangan, banyak masyarakat tidak punya JKN," katanya.

(Leonardus Selwyn)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya